REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama dan cendikiawan ternama asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi mengatakan, puasa Ramadhan diperintahkan agar pada tingkat tertentu manusia bisa mengalahkan berbagai kesibukan hewaninya yang rendah. Dia pun mengungkapkan cara mencapai puasa yang sempurna di bulan suci Ramadhan.
Pembaharu kelahiran 1877 M ini menjelaskan, kesempurnaan puasa terwujud ketika seluruh indra manusia seperti mata, telinga, kalbu, khayalan, dan pikiran juga ikut berpuasa sebagaimana yang dilakukan oleh perut.
"Yaitu dengan menjauhkan seluruh indra dari semua larangan dan sesuatu yang tidak berguna sekaligus mendorongnya untuk menunaikan ibadahnya masing-masing," ujar Nursi dikutip dari bukunya yang berjudul "Misteri Puasa Hemat & Syukur" halaman 12.
Misalnya, lanjut dia, melatih lisan untuk berpuasa dari perkataan dusta, gibah, dan berbagai ungkapan kotor. Serta membasahinya dengan bacaan Alquran, zikir, tasbih, tahmid, sholawat dan salam kepada Rasulullah, istighfar, dan berbagai zikir lainnya.
Atau misalnya, menundukkan pandangan dari segala yang diharamkan, menutup telinga dari mendengar ucapan buruk, mendorong mata untuk melihat dengan penuh perenungan, mendorong telinga untuk mendengar perkataan yang benar dan Alquran, serta menjadikan seluruh indranya dalam kondisi berpuasa.
"Jika perut yang merupakan pabrik yang sangat besar diistirahatkan dengan puasa, maka pabrik-pabrik kecil lainnya menjadi mudah pula untuk diistirahatkan," jelas Nursi.
Selain itu, dalam karyanya ini Nursi juga menjelaskan keistimewaan bulan Ramadhan. Menurut dia, Ramadhan yang penuh berkah membuat orang yang berpuasa di dunia fana dan kehidupan singkat ini mendapatkan umur yang kekal dan kehidupan abadi.