REPUBLIKA.CO.ID, TRENTON -- Mark Carney, mantan Gubernur Bank Kanada, akan menjadi perdana menteri terpilih Kanada setelah resmi memenangi pemilihan Ketua Partai Liberal Kanada untuk menggantikan Justin Trudeau yang mengundurkan diri. Dalam pemilihan yang berlangsung pada Ahad (9/3) tersebut, Carney unggul dengan mendapat 85,9 persen suara, dengan mengalahkan mantan wakil perdana menteri Chrystia Freeland yang hanya mendapat 8 persen suara, serta dua calon lainnya.
Carney akan menjadi Ketua Partai Liberal Kanada pertama yang menjadi perdana menteri tanpa pernah memegang jabatan politik sebelumnya. Dalam sambutannya di hadapan delegasi partai usai terpilih, Carney berkata akan membantu Kanada mengatasi tantangan ke depan.
Tantangan yang dimaksud tersebut adalah Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan tarif impor yang dikenakannya pada produk Kanada. Trump berharap tarif tersebut akan mengacaukan ekonomi Kanada dan memicu bergabungnya negara tersebut sebagai negara bagian ke-51 AS.
Tanpa menahan diri, Carney berkata bahwa Kanada akan menghadapi "hari-hari gelap yang dibawa oleh sebuah negara yang tak dapat lagi dipercaya."
"Saya berjanji kepada anda dan kepada seluruh rakyat Kanada bahwa saya akan membela Kanada," kata dia, sembari menambahkan bahwa pihaknya akan tetap memberlakukan tarif balasan terhadap produk AS hingga "Amerika menghargai kita."
"Kita telah membuat Kanada jadi negara terhebat di dunia, dan sekarang negara tetangga kita justru ingin merebut kita," ucap Carney.
Ia mengatakan, upaya menghadapi Trump akan menjadi perjuangan sulit yang belum pernah dihadapi Kanada sebelumnya. "Ancaman baru menuntut gagasan baru," tuturnya.
Menghadapi Trump akan menuntut upaya luar biasa, dan Carney mengatakan bahwa Kanada "akan melakukan hal-hal yang belum pernah dibayangkan dengan kecepatan yang tak pernah diduga sebelumnya."