Senin 03 Mar 2025 11:41 WIB

Sepp Blatter dan Michel Platini Kembali ke Diadili Setelah Dibebaskan pada 2022

Putusan dari tiga hakim dijadwalkan keluar pada tanggal 25 Maret.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter (kanan) dan Mantan Presiden UEFA Michel Platini.
Foto: Reuters
Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter (kanan) dan Mantan Presiden UEFA Michel Platini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepekan sebelum ulang tahunnya yang ke-89, mantan presiden FIFA Sepp Blatter kembali ke pengadilan pada Senin (3/3/2205) untuk diadili ulang dalam kasus dugaan pelanggaran keuangan yang telah berlangsung selama hampir 10 tahun.

Blatter dan legenda sepak bola Prancis Michel Platini dibebaskan pada bulan Juli 2022 oleh tiga hakim federal atas tuduhan penipuan, pemalsuan, penyalahgunaan dana, dan salah urus. Mereka terkait dengan pembayaran FIFA sebesar 2,21 juta dolar AS atau sekira Rp 36 miliar kepada Platini.

Baca Juga

Pembebasan itu terjadi hampir tujuh tahun setelah penyelidikan pertama kali terungkap dan mencopot mereka dari jabatan sebagai pemimpin FIFA dan UEFA. Kasus ini juga mengakhiri kampanye Platini untuk menggantikan mantan mentornya sebagai presiden FIFA.

Kantor Jaksa Agung Swiss mengajukan banding atas putusan pertama pada Oktober 2022. Persidangan baru akan dibuka pada Senin (3/3/2025) di Muttenz, dekat Basel. Putusan dari tiga hakim dijadwalkan keluar pada tanggal 25 Maret.

Blatter dan Platini secara konsisten membantah melakukan kesalahan. Mereka mengklaim memiliki perjanjian lisan untuk akhirnya membayar pekerjaan nonkontrak sebagai penasihat Blatter selama masa jabatan presiden pertamanya dari tahun 1998 hingga 2002.

Jaksa federal telah meminta hukuman 20 bulan, ditangguhkan selama dua tahun.

Asal muasal kasus 

Blatter adalah presiden FIFA pada 2011 ketika ia mengesahkan pembayaran kepada Platini, yang saat itu adalah wakil presiden FIFA sekaligus presiden UEFA. Platini merupakan calon pengganti Blatter di FIFA.

Rincian pembayaran yang dilakukan pada Februari 2011 muncul empat tahun kemudian sebagai dampak dari krisis korupsi yang melanda FIFA pada Mei 2015. Penyelidik federal Amerika Serikat membuka penyelidikan menyeluruh terhadap pejabat sepak bola internasional.

Pihak berwenang Swiss melakukan penangkapan dini hari di hotel-hotel di Zurich sebelum menyita catatan keuangan dan bisnis FIFA. Kasus Blatter-Platini menjungkirbalikkan garis suksesi yang diharapkan di FIFA, di mana para pimpinan komite etik yang saat itu independen menskors dan kemudian melarang kedua orang tersebut.

Blatter digulingkan dari jabatannya lebih awal dari jadwal dan Platini disingkirkan dari UEFA dan sebagai kandidat favorit dalam pemilihan presiden FIFA yang diadakan pada bulan Februari 2016. Pemilihan tersebut dimenangkan oleh Gianni Infantino, yang sebelumnya menjabat sebagai sekretaris jenderal UEFA.

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement