REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) RI di Kairo, Abdul Muta'ali baru bertugas sebagai Atdikbud pada 1 Maret 2024 lalu.
Belum genap setahun, dia telah banyak menorehkan banyak prestasi, termasuk dalam kerjasama pendidikan.
Atas ikhtiar capaiannya ini, pada 2024 Muta'ali pun mendapat dua penghargaan. Pertama, diangkat oleh Rektor Al Azhar sebagai anggota senat kehormatan Universitas Al Azhar. Kedua, ia juga mendapat penghargaan dari Council of Ambassadors European board for Peace, Tolerance, and Sustainable Development dalam layanan pendidikan.
Sebagai bentuk syukur, Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di Kairo pun mendokumentasikan berbagai capaian 2024 tersebut.
"Terima kasih kepada Bapak Presiden RI, MendiktisaintekRI, Mendikdasmen RI, Menag RI, dan Kepala Perwakilan RI di Kairo serta seluruh pihak yang menantu proses diplomasi pendidikan Indonesia-Mesir. Selamat menyongsong Generasi Indonesia Emas 2045," ujar Muta'ali dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (2/1/2025).
Dalam bidang pendidikan, Muta'ali telah berhasil membangun kerja sama dan kolaborasi antara Al Azhar dengan Badan Bahasa RI terkait persetujuan Grand Syekh Al Azhar, Ahmed Al-Tayeb untuk didirikannya program studi Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Al Azhar Kairo.
Program studi bahasa dan Sastra Indonesia di Al Azhar ini akan menjadi Prodi Bahasa Indonesia pertama di Timur Tengah.
"Dimulai dari Al Azhar Mesir, insyaallah secara formal bahasa Indonesia akan mendunia kolaborasi dengan magnet Al Azhar hingga dapat menjadi bahasa resmi ketujuh PBB di tahun 2045 setelah bahasa Arab, Inggris, Mandarin, Prancis, Rusia, dan Spanyol," kata Muta'ali.
Tidak hanya dengan Universitas Islam Negeri saja, pakar politik dan hubungan internasional kawasan Timur Tengah dari Universitas Indonesia (UI) ini juga melakukan diplomasi pendidikan dengan kampus-kampus umum negeri lainnya, yakni antara Universitas Indonesia (UI) dengan Al Azhar.
Rektor Al Azhar Kairo Mesir, Prof Salamah Daud telah menyetujui program double degree program sarjana Sastra Arab UI untuk menyempurnakan kuliahnya selama setahun di Al Azhar Mesir, setelah tiga tahun kuliah di UI.
"MoU antara Kemenag RI dan Al Azhar yang telah berakhir di 2016, alhamdulillah pada bulan Juli 2024 setelah hasil negosiasi yang alot juga berhasil mencapai kesepakatan dan draft MoU telah di paraf kedua belah pihak. Tinggal menunggu waktu penandatanganan," jelas dia.
Agar tidak terjadi pembludakan pelajar dan mahasiswa Indonesia di Kairo, Muta'ali juga melakukan komunikasi yang intens dengan Grand Syekh Al Azhar agar membuka sekolah dan mendirikan cabang di Indonesia. Sehingga kedepannya, para pelajar Indonesia tidak perlu ke Mesir.