REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penampilan memukau timnas Indonesia senior dan U-23 di Qatar tahun lalu tampaknya membekas di ingatan awak media tuan rumah. Indonesia lolos ke babak 16 besar Piala Asia 2023 yang digelar pada 10 Januari sampai 12 Februari. Turnamen ini dimenangkan oleh tuan rumah.
Kemudian di Piala Asia U-23 pada 15 April sampai 3 Mei 2024, Indonesia melangkah lebih jauh, yakni ke semifinal. Pada saat yang sama, Qatar hanya bisa sampai di perempat final. Hasil tersebut nyaris membawa Indonesia berlaga di Olimpiade Paris 2024, tapi sayang kita terjegal di babak playoff.
Media Qatar, Gulf Times, menyoroti perkembangan signifikan timnas Indonesia di bawah kendali Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Menurut media tersebut, selain pariwisata, olahraga khususnya sepak bola, menjadi jalan Indonesia untuk menarik perhatian internasional. Aksi timnas Indonesia sepanjang 2024 di Qatar, dilanjutkan kiprah di Kualifikasi Piala Dunia 2026 membuat Indonesia makin dikenal dunia.
Timnas Indonesia yang sebelumnya dianggap tim medioker serta tidak memiliki peluang berprestasi kini menunjukkan tajinya. Para pemain semakin percaya diri di panggung global dan dicintai di dalam negeri. Para pemain timnas Indonesia jadi idola dan memiliki jutaan pengikut di media sosial.
Gulf Times menyoroti peran Erick yang mengakselerasi pergerakan timnas di pentas global. Dimulai dari timnas U-23 memenangkan medali emas pada pesta olahraga Asia Tenggara sampai sekarang merajut asa lolos ke Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Sosoknya sebagai menteri dan mantan pemilik Inter Milan membuat Erick memahami cara meningkatkan kekuatan sepak bola Indonesia.
Erick yang didukung swasta dan pemerintah meningkatkan seluruh perangkat pendukung dan fasilitas sepak bola Indonesia. Fasilitas pelatihan terbaik, jumlah staf profesional yang makin banyak bertugas di timnas, sampai uji coba ke luar negeri atau melawan tim-tim kelas dunia. Yang paling disorot adalah program menarik pemain diaspora di luar negeri untuk membela Merah-Putih.
Sejumlah pemain kelahiran Belanda berdarah Indonesia telah direkrut ke tim nasional. Di antaranya Jay Idzes dari Venezia (Serie A), Calvin Verdonk dari NEC, Thom Haye dari Almere (Eredivisie), dan kiper FC Dallas, Maarten Paes, yang memenangkan Penyelamatan Terbaik Musim Ini di MLS 2024.
Para pemain naturalisasi ini diharapkan meningkatkan level permainan timnas menjadi lebih kuat dan profesional. Namun menurut pengamatan Guld Times, para pemain level Eropa itu belum digunakan secara maksimal oleh pelatih Shin Tae-yong (STY).
STY terkenal dengan permainan bertahan, disiplin, dan fisikal. Sementara dengan materi pemain yang dimilikinya, timnas Indonesia punya kemampuan untuk bermain menyerang. Muncul kritik tentang permainan timnas yang tidak memiliki bentuk, tujuan, dan rencana permainan yang jelas.
Gulf Times mengakui, STY telah membuat Indonesia menjadi tim yang memiliki kekuatan fisik dan tangguh. Namun hasil imbang melawan Bahrain (2-2), kekalahan dari Cina (2-1), dan kekalahan telak dari Jepang (0-4) telah memperlihatkan kurangnya penerapan taktikal yang tepat, yang membuat peluang Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026 menggantung, meskipun tak sirna.
Seusai kekalahan dari Jepang, para pemain menggelar pertemuan sendiri tanpa pelatih untuk mengevaluasi permainan mereka. Hasilnya, Indonesia menang 2-0 atas Arab Saudi. Gulf Times menyebutkan, STY kehilangan pengaruh di ruang ganti karena aspek taktikal darinya yang kurang memuaskan para pemain.
STY diberikan saran untuk segera membuat pedoman sistem yang ia kehendaki dan penyesuaian taktikal saat sistem tersebut tak berjalan sempurna. Jika tidak, menurut Guld Times, upaya akselerasi peningkatan kekuatan sepak bola Indonesia akan sia-sia karena momen emas akan terbuang.
PSSI tampaknya menyadari pandangan ini. Lewat diskusi matang dari seluruh aspek internal, termasuk Badan Tim Nasional (BTN), PSSI memutuskan mengakhiri kontrak STY lebih cepat. Ia akan diganti pelatih asal Eropa yang akan diumumkan dalam waktu dekat.
View this post on Instagram