Kamis 26 Dec 2024 10:06 WIB

Arti Natal Bagi Warga Jakarta dan Sekitarnya

Natal menjadi momentum menguatkan kebersamaan.

Ilustrasi pohon natal.
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Ilustrasi pohon natal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta menilai perayaan Natal 2024 menjadi momen menguatkan persatuan. Natal dengan yang bertema "Marilah Sekarang Kita Pergi Ke Betlehem" mengajak umat Katolik dan Kristen peduli pada sesama penganut yang miskin dan menderita.

"Betlehem itu adalah tempat kelahiran Yesus yang begitu sederhana, yaitu kandang domba. Tema ini, mau mengajak kita semua, khususnya umat Kristiani untuk mau solider dan peduli dengan sesama umat yang miskin dan menderita," kata Pembimbing Masyarakat (pembimas) Katolik Kanwil Kemenag DKI Jakarta Antonius Sinaga saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Dia menjelaskan tema ini sejalan dengan arahan dasar Keuskupan Agung Jakarta pada 2025, yakni "Kepedulian Lebih Pada Yang Lemah dan Miskin".

Oleh karena itu, sambung Antonius, untuk mempersiapkan Natal, umat Katolik diajak oleh Gereja Keuskupan Agung Jakarta untuk merenungkan dan mewujudkan nilai-nilai keadilan dan cinta kasih sebagaimana diajarkan oleh Gereja Katolik.

Adapun masa merenung tersebut berlangsung dalam empat pertemuan dan biasanya dilakukan empat pekan sebelum Natal.

Lalu, berbicara harapan pada Natal 2024, dia berharap perayaan ini dapat membawa semangat solidaritas bagi seluruh masyarakat Indonesia.

"Semoga Natal tahun ini, membawa suka cita dan semangat solidaritas bukan hanya bagi umat Katolik, tetapi membawa semangat baru dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," demikian Antonius.

Sementara itu, salah satu pemeluk Katolik, Lauren (35) berharap pemerintah berpihak pada rakyat melalui berbagai kebijakan, termasuk yang akan dilaksanakan mulai 2025.

Dia termasuk yang keberatan atas keputusan pemerintah untuk menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen karena hal itu dapat menaikkan harga berbagai jenis barang kebutuhan lainnya.

"Semoga pemerintah mau berpihak pada rakyat, bukan ke pengusaha. Tarif PPN (pajak pertambahan nilai) naik jadi 12 persen itu memberatkan," ujar wanita yang berdomisili di Jagakarsa, Jakarta Selatan itu.  

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement