Sabtu 21 Dec 2024 06:04 WIB

AS Cabut Sayembara 10 Juta Dolar Penangkapan Pemimpin Pemberontak Suriah, Al Julani

Pembatalan itu dilakukan setelah utusan AS berkunjung ke Suriah.

Seorang pejuang oposisi menginjak patung mendiang Presiden Suriah Hafez Assad di Damaskus, Suriah, Minggu 8 Desember 2024.
Foto: AP Photo/Hussein Malla
Seorang pejuang oposisi menginjak patung mendiang Presiden Suriah Hafez Assad di Damaskus, Suriah, Minggu 8 Desember 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang diplomat senior AS mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan membatalkan hadiah 10 juta dolar AS bagi penangkapan pemimpin baru Suriah, Ahmed al-Sharaa.

Pernyataan itu disampaikan pada Jumat setelah utusan AS, Asisten Menteri Luar Negeri untuk Urusan Timur Dekat Barbara Leaf mengunjungi ibu kota Suriah, Damaskus, untuk mengadakan pembicaraan dengan pemerintahan baru Suriah.

Baca Juga

Ini adalah kunjungan pertama diplomat Amerika ke Suriah sejak Assad digulingkan dari kekuasaan awal bulan ini dalam serangan kilat yang dipimpin oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

Seperti dilansir oleh laman Aljazirah AS telah menetapkan HTS sebagai organisasi 'teroris' pada 2018. Al-Sharaa – juga dikenal sebagai Abu Mohammed al-Julani – adalah pemimpin kelompok tersebut dan pernah bersekutu dengan Alqaidah.

Leaf mengatakan AS memutuskan untuk membatalkan penghargaan untuk al-Sharaa setelah menerima 'pesan positif' selama diskusi pada Jumat, termasuk janji untuk memastikan bahwa kelompok itu tidak dapat menimbulkan ancaman.

“Berdasarkan diskusi kami, saya mengatakan kepadanya bahwa kami tidak akan mengejar tawaran penghargaan Rewards for Justice yang telah berlaku selama beberapa tahun,” kata Leaf kepada wartawan.

“Saya juga mengkomunikasikan pentingnya inklusi dan konsultasi luas selama masa transisi ini,” katanya.

“Kami sepenuhnya mendukung proses politik yang dipimpin dan dimiliki oleh Suriah yang menghasilkan pemerintahan yang inklusif dan representatif yang menghormati hak-hak semua warga Suriah, termasuk perempuan, dan komunitas etnis dan agama yang beragam di Suriah.”

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement