Selasa 17 Dec 2024 04:28 WIB

Prevelansi Demensia Meningkat Seiring Pertumbuhan Populasi Lansia

Risiko demensia dapat diminimalisasi melalui pendekatan preventif.

Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terdapat sekitar 55 juta orang di dunia yang hidup dengan demensia. Jumlah itu diperkirakan meningkat menjadi 78 juta pada 2030.
Foto: Republika
Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terdapat sekitar 55 juta orang di dunia yang hidup dengan demensia. Jumlah itu diperkirakan meningkat menjadi 78 juta pada 2030.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demensia termasuk gangguan neurodegeneratif paling umum pada orang lanjut usia. Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terdapat sekitar 55 juta orang di dunia yang hidup dengan demensia. Jumlah itu diperkirakan meningkat menjadi 78 juta pada 2030.

Di Indonesia, peningkatan prevalensi demensia seiring pertumbuhan populasi lansia menjadikannya problematika kesehatan masyarakat yang mendesak untuk ditangani. Penelitian menunjukkan, risiko demensia dapat diminimalisasi melalui pendekatan preventif.

Direktur Utama Prodia, Dr Dewi Muliaty menjelaskan, pendampingan yang baik memerlukan pemahaman mendalam tentang kondisi orang dengan demensia (ODD). Mulai dari kebutuhan fisik hingga emosional. Dengan edukasi yang tepat, keluarga dapat lebih percaya diri dalam menghadapi situasi sulit dan menciptakan lingkunganyang aman bagi ODD.

"Oleh karena itu, peran keluarga sebagai pendamping sangatlah penting untuk memberikan rasa aman sekaligus memastikan kebutuhan dasar ODD terpenuhi," kata Dewi di Jakarta, Senin (16/12/2024).

Menurut Dewi, penurunan fungsi kognitif yang dialami ODD memicu berbagai risiko. Misalnya, ketidakmampuan mengingat jadwal minum obat dapat menyebabkan kesalahan atau overdosis. "Selain itu, disorientasi seperti lupa arah pulang atau salah memperkirakan jarak dengan objek di sekitar seringkali terjadi, yang dapat membahayakan keselamatan mereka," ujarnya.

Sebagai healthcare provider PT Prodia Widyahusada Tbk (Prodia) menyelenggarakan seminar edukasi demensia, dengan pemateri dr Arya Govinda, Sp.PDK-Ger, dr Vallensia N Febriyanti, M.KM, dan Risanggita Kinanthi, S.Si. Dewi menyebut, kegiatan itu merupakan kelanjutan inisiasi program 10 ribu skrining gratis demensia yang disediakan Prodia sejak Juli 2024.

Skrining gratis menggunakan metode AD-8 (INA) yang bermanfaat untuk deteksi dini dan menentukan rencana terapi yang tepat untuk OOD. Hal itu sesuai dengan temuan Lancet Commission on Dementia Prevention, Intervention, and Care (2020), sekitar 40 persen kasus demensia dapat dicegah atau ditunda dengan pengelolaan faktor risiko, seperti hipertensi, obesitas, gaya hidup tidak aktif, dan kebiasaan tidak sehat lainnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement