Ahad 17 Nov 2024 07:24 WIB

Adu Kuat Intelijen Israel dan Iran, Siapa Menang?

Iran telah menangkap beberapa warganya selama perang Israel di Gaza

Mata-mata dan penyadapan arus data dan komunikasi (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA.CO.ID
Mata-mata dan penyadapan arus data dan komunikasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tuduhan terhadap pejabat CIA Asif Rahman karena diduga membocorkan informasi intelijen AS mengenai persiapan Israel untuk melakukan serangan balasan terhadap Iran pada Oktober telah membuka pandangan tentang perang  spionase dan kontra-spionase yang telah berkobar selama ini. 

Tidak dapat dipungkiri bahwa peristiwa tersebut telah mempermalukan pemerintah AS yang belum pulih dari hukuman sebelumnya terhadap pejabat AS lainnya, Jack Teixeira, karena membocorkan surat-surat Pentagon.

Baca Juga

Kebocoran Rahman memberikan gambaran sekilas tentang interaksi suram antara agen mata-mata Iran, Israel, dan AS yang telah membantu membentuk konflik saat ini.

Menangkap mata-mata

Seperti dilaporkan oleh Aljazirah, pada akhir Oktober, badan keamanan dalam negeri Israel, Shin Bet, mengatakan telah menangkap tujuh warga negara Israel yang tinggal di Yerusalem Timur karena dicurigai melakukan spionase atas nama Iran.

Sehari sebelumnya, tujuh warga negara Israel lainnya di Haifa ditangkap karena dicurigai membantu musuh, dalam hal ini Kementerian Intelijen Iran, di masa perang.

Sumber-sumber kepolisian Israel mengkonfirmasi bahwa ada lebih banyak sel yang berpihak pada Iran yang beroperasi di negara tersebut.

Ini bukanlah hal baru. Pada bulan September, pengusaha Israel berusia 73 tahun, Moti Maman, juga dituduh oleh Shin Bet dan polisi Israel bekerja sama dengan intelijen Iran, diduga menawarkan untuk membunuh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan tokoh politik lainnya dengan imbalan pembayaran di muka sebesar 1 juta dolar AS. 

Sebaliknya, Iran telah menangkap beberapa warganya selama perang Israel di Gaza dengan tuduhan bekerja sama dengan agen mata-mata Israel, Mossad.

Pada bulan Desember, Iran mengeksekusi tiga pria dan seorang wanita yang dituduh bertindak atas nama Mossad di Iran dan melakukan tindakan, mulai dari sabotase hingga penculikan pejabat keamanan Iran.

Pada bulan September, setelah serangan yang dikaitkan dengan Israel terhadap sistem komunikasi sekutu Iran, Hizbullah, Iran mengumumkan penangkapan 12 warganya atas tuduhan berkolaborasi dengan Israel dan merencanakan serangan di negara tersebut.

Spionase terus berubah

Meskipun penyadapan elektronik, pengawasan dan pemantauan media sosial telah menjadi alat intelijen yang berharga, kecerdasan manusia tetap menjadi kunci dalam pengumpulan informasi dan penargetan militer.

“Kecerdasan manusia memainkan peran penting dalam perang rahasia yang sedang berlangsung antara Israel dan Iran,” kata Sina Toossi, peneliti senior di Pusat Kebijakan Internasional.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement