REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran, Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin membahas serangan Israel baru-baru ini terhadap Iran dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant. Mereka memperingatkan Iran agar tidak melakukan pembalasan dan mengatakan bahwa Iran seharusnya tidak membuat kesalahan dengan menanggapi serangan Israel, yang seharusnya menandai berakhirnya pertukaran ini, demikian menurut Reuters.
Sebelumnya pada Sabtu (26/10/2024), Israel meluncurkan serangkaian serangan terhadap target-target di Iran sebagai tanggapan atas serangan rudal balistik besar terhadap Israel pada awal Oktober 2024. Serangan-serangan ini dilaporkan mengakibatkan beberapa ledakan di Teheran dan kota-kota lain di Iran.
Tentara Israel (IDF) mengkonfirmasi serangan tersebut, dengan menyatakan bahwa mereka hanya menargetkan instalasi militer Iran. Setelah serangan tersebut, Iran dan Irak menutup wilayah udara mereka, dikutip dari laman The Times of India, Ahad (27/10).
Menurut laporan, gelombang awal serangan udara Israel difokuskan pada fasilitas produksi rudal dan situs pertahanan udara di Iran. Malam harinya, tentara Israel mengumumkan selesainya serangan udara tambahan yang menargetkan posisi militer Iran.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran mengutuk tindakan Israel, dan menegaskan penentangan yang kuat serta haknya untuk membela diri. Beberapa media melaporkan bahwa Iran, melalui perantara pihak ketiga, mengindikasikan bahwa saat ini Iran tidak berniat untuk membalas serangan Israel.
Kedua pejabat pertahanan tersebut juga membahas langkah-langkah diplomatik untuk meredakan ketegangan regional, termasuk pembebasan sandera, potensi gencatan senjata di Gaza, dan resolusi mengenai Lebanon.
Diberitakan MEHR News Agency pada Ahad (27/10), fasilitas nuklir Iran tidak terpengaruh. Para inspektur IAEA aman dan melanjutkan pekerjaan vital mereka, kata Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menulis di sebuah posting X.
“Saya menyerukan kehati-hatian dan menahan diri dari tindakan yang dapat membahayakan keselamatan dan keamanan nuklir dan bahan radioaktif lainnya,” kata Kepala IAEA.