Kamis 17 Oct 2024 21:09 WIB

Saudi Minta AS Hentikan Pasokan Senjata ke Israel Jika Warga Gaza Kelaparan

Arab Saudi berharap AS akan menepati janjinya mengultimatum Israel.

Sisa kebakaran setelah serangan Israel menghantam area tenda di halaman rumah sakit Martir Al Aqsa di Deir al Balah, Jalur Gaza, Senin, 14 Oktober 2024.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Sisa kebakaran setelah serangan Israel menghantam area tenda di halaman rumah sakit Martir Al Aqsa di Deir al Balah, Jalur Gaza, Senin, 14 Oktober 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Duta Besar Arab Saudi untuk Inggris, Khalid bin Bandar Al Saud, menyerukan pemerintah Amerika Serikat untuk menghentikan pengiriman senjata ke Israel jika bantuan kemanusiaan tambahan tidak sampai ke Jalur Gaza, lapor koran Politico pada Kamis (17/10/2024). Diplomat Saudi tersebut mendesak Washington untuk menindaklanjuti ancamannya dan menghentikan pengiriman senjata ke Israel jika lebih banyak bantuan kemanusiaan tidak diizinkan masuk ke wilayah Palestina tersebut dalam 30 hari ke depan.

Arab Saudi berharap AS akan menepati janjinya mengenai ultimatum yang diberikan kepada Israel, dengan mencatat bahwa tidak ada negara di dunia yang dapat mempengaruhi keputusan Israel lebih dari AS. Dubes Arab Saudi itu juga mengatakan tindakan Israel tidak membawa kawasan menuju perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, namun malah membuat Israel berada dalam bahaya yang lebih besar daripada beberapa dekade sebelumnya.

Baca Juga

Pada Selasa (15/10/2024), media Israel melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengirim surat kepada Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dan Menteri Urusan Strategis Ron Dearmer yang mengancam mereka dengan embargo senjata terhadap Israel, jika krisis kemanusiaan di Jalur Gaza tidak tertangani dalam sebulan.

Kemudian pada Rabu, portal berita Axios yang mengutip beberapa sumber melaporkan bahwa pejabat Israel berjanji akan segera memperbaiki situasi kemanusiaan di Jalur Gaza.

 

sumber : Antara, Sputnik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement