Jumat 13 Sep 2024 11:20 WIB

Tanggapi Peter Gontha, Pengamat: Naturalisasi Bukan Sesuatu yang Haram di Sepak Bola

Kesit menilai saat ini pemain lokal Indonesia belum cakap bersaing di level dunia.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Pemain Timnas Indonesia Ragnar Oratmangoen berebut bola dengan pemain Australia saat pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion GBK, Senayan, Jakarta, Selasa (10/9/2024). Indonesia berhasil menahan imbang Australia dengan skor 0-0.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pemain Timnas Indonesia Ragnar Oratmangoen berebut bola dengan pemain Australia saat pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion GBK, Senayan, Jakarta, Selasa (10/9/2024). Indonesia berhasil menahan imbang Australia dengan skor 0-0.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola Indonesia Kesit Budi Handoyo tak mempermasalahkan cukup banyaknya pemain naturalisasi di timnas Indonesia saat ini. Apalagi pemain tersebut punya keturunan darah Indonesia dan mampu mengatrol prestasi Timnas Indonesia.

"Faktanya begitu, saat ini skuad timnas memang banyak diisi pemain naturalisasi. Yang terpenting, pemain-pemain yang dinaturalisasi benar-benar punya darah keturunan Indonesia. Harus juga ditegaskan bahwa mereka memang benar-benar ingin membela timnas yang merupakan tanah kelahiran leluhurnya," ujar Kesit saat diminta menanggapi kritikan pengusaha dan mantan duta besar RI untuk Polandia Peter Gontha.

Baca Juga

Kesit menambahkan, untuk saat ini program naturalisasi dibutuhkan untuk mengatrol performa timnas agar bisa bersaing lebih jauh di persaingan Asia dan dunia. Namun, ia juga mengingatkan, program naturalisasi ini haru ada batas waktunya.

"Tidak boleh tidak ditentukan waktunya hingga kapan. Ini penting supaya PSSI juga segera melakukan pembinaan berkesinambungan dan berjenjang, termasuk memperbaiki mutu kompetisi agar dapat bersaing di level Asia," kata Kesit.

 

Kesit mengakui, saat ini pemain lokal Indonesia belum mampu bersaing di tingkat Asia. "Kalau untuk saat ini, pemain-pemain lokal hasil kompetisi dalam negeri masih sulit bersaing. Secara kualitas mereka belum bisa diharapkan."

"Intinya, naturalisasi bukan sesuatu yang haram dalam sepak bola. Yang penting adalah mau sampai kapan hal itu dilakukan oleh sebuah negara. Jangan sampai proyek naturalisasi mematikan potensi dan cita-cita pemain-pemain lokal Indonesia bermain di timnas," kata Kesit menegaskan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement