Ahad 04 Aug 2024 06:22 WIB

BI Tingkatkan Sinergi Dorong UMKM Sulteng Naik Kelas

FEKDI dan KKI 2024 dapat memacu motivasi UMKM.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Hasanul Rizqa
Sejumlah pengunjung melihat produk yang dipamerkan pada Festival Ekonomi Keuangan Digital dan Karya Kreatif Indonesia (FEKDI X KKI) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (2/8/2024). Festival yang diikuti oleh mitra strategis Bank Indonesia, Industri, UMKM dan masyarakat tersebut menyajikan beragam produk karya kreatifitas dari UMKM daerah. Selain itu dalam gelaran FEKDI x KKI 2024 ini memamerkan berbagai inovasi produk digital yang diharapkan mampu menciptakan ekonomi dan keuangan yang inklusif,  mengembangkan UMKM untuk naik kelas dengan dukungan digitalisasi sehingga mampu menembus pasar global. Festival trrsebut belangsung mulai dari 1-4 Agustus 2024 mendatang.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Sejumlah pengunjung melihat produk yang dipamerkan pada Festival Ekonomi Keuangan Digital dan Karya Kreatif Indonesia (FEKDI X KKI) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (2/8/2024). Festival yang diikuti oleh mitra strategis Bank Indonesia, Industri, UMKM dan masyarakat tersebut menyajikan beragam produk karya kreatifitas dari UMKM daerah. Selain itu dalam gelaran FEKDI x KKI 2024 ini memamerkan berbagai inovasi produk digital yang diharapkan mampu menciptakan ekonomi dan keuangan yang inklusif, mengembangkan UMKM untuk naik kelas dengan dukungan digitalisasi sehingga mampu menembus pasar global. Festival trrsebut belangsung mulai dari 1-4 Agustus 2024 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) terus meningkatkan kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng dalam memajukan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan BI Sulteng, Rony Hartawan. Menurut dia, kolaborasi demikian juga perlu dukungan dari pihak lain, baik kementerian/lembaga, BUMN, maupun swasta.

"Dengan peningkatan sinergi akan terjadi orkestrasi dan kesamaan visi dalam membantu UMKM di Sulteng naik kelas," ujar Rony saat menghadiri Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) x Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Sabtu (3/8/2024).

Baca Juga

Rony mengatakan hal ini juga akan memudahkan para pemangku kepentingan untuk menyusun peta jalan maupun cetak biru pengembangan UMKM di Sulteng. BI Sulteng sejauh ini telah mendampingi sekitar 59 UMKM yang bergerak di berbagi bidang, baik wastra hingga kuliner.

BI Sulteng, lanjut Rony, fokus pada tiga isu utama UMKM yakni korporatisasi, kapasitas, dan pembiayaan (KKP). UMKM terkadang memiliki kualitas yang mumpuni namun terlambat pada faktor kuantitas produksi.

"Makanya perlu bergabung bersama-sama dalam satu kelompok atau koperasi, ini pun kita berikan pendampingan," ucap Rony.

Ia menyampaikan, Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) x Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2024 dapat memacu motivasi UMKM Sulteng untuk mampu mengikuti kesuksesan inovasi dari UMKM daerah lain. UMKM Sulteng pun mendapat kesempatan besar menjaring akses pasar lebih luas dalam acara tersebut.

"Terakhir, itu soal bantuan permodalan. Dengan adanya kurasi dari BI akan mempermudah perbankan memberikan kredit bagi UMKM Sulteng," lanjut Rony.

UMKM Sulteng memiliki potensi besar untuk naik kelas. Rony mencontohkan, produk UMKM binaan BI di Sulteng seperti bawang goreng hingga Kakao yang mampu ekspor ke Cina senilai Rp 600 miliar.

"Lalu ada tenun yang pernah dipakai Elon Musk itu dari UMKM Sulteng. Jadi pengembangan UMKM Sulteng perlu sinergi dan tidak bisa sendirian, ini harus menjadi UMKM binaan bersama," kata dia.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sulteng, Sisliandy Ponulele, menyebut peran besar BI dalam memajukan UMKM di Sulteng. Ia menyebut Pemprov Sulteng dan Kantor Perwakilan BI Sulteng selama ini aktif berkolaborasi dalam mendampingi UMKM untuk bisa naik kelas.

"Dengan kolaborasi bersama BI, UMKM di Sulteng bisa mendapat kemudahan dari banyak hal, salah satunya akses pasar dan pembiayaan," ujar Sisliandy.

Empat isu UMKM masih terletak pada persoalan pelatihan, permodalan, peralatan, dan perluasan akses pasar. Sisliandy mengatakan, BI berperan penting untuk membantu UMKM dalam melalui empat persoalan tersebut.

"Kami sangat bersyukur dan banyak terbantu dengan BI yang membantu UMKM di Sulteng. Pola kemitraan yang dilakukan BI terbukti mampu mendorong peningkatan kualitas UMKM di Sulteng," sambung Sisliandy.

Pemprov Sulteng akan memfokuskan pengembangan UMKM untuk tiga sektor unggulan yakni wastra, olahan makanan, dan kerajinan tangan. Sisliandy mengatakan, Pemprov Sulteng juga membuka ruang kolaborasi dengan pihak lain yang ingin membantu UMKM.

"Kami terus membangun sinergitas. Acara ini sendiri merupakan kolaboraksi, yakni kolaborasi dan aksi yang benar-benar dibutuhkan untuk para pelaku UMKM," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement