Rabu 24 Jul 2024 18:40 WIB

Menteri Israel Ben Gvir Kembali Provokasi Penyerbuan Al-Aqsa

Pemukim Yahudi berulang kali menerobos Masjid al-Aqsa Belakangan.

Menteri Keamanan ekstrem kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, saat menyerbu kompleks masjid suci al-Aqsa di Yerusalem, Ahad (21/5/2023).
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel Itamar Ben-Gvir mengeluarkan pernyataan provokatif yang membolehkan orang-orang Yahudi diizinkan untuk beribadah di Masjid Al-Aqsa. Pernyataan ini bertentangan dengan kebijakan yang telah berlangsung selama beberapa dekade dan berpotensi menyulut Muslim sedunia.

“Saya berada di eselon politik, dan eselon politik mengizinkan orang Yahudi berdoa di Bukit Bait Suci,” katanya dalam pidato di sebuah konvensi yang mendorong kunjungan orang Yahudi ke tempat suci tersebut dilansir Aljazirah.

Baca Juga

Pada Kamis pekan lalu, Ben-Gvir menyerbu halaman Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan polisi pendudukan. Kantor berita WAFA melaporkan bahwa Ben-Gvir menyerbu Masjid Al-Aqsa dari Gerbang al-Maghrabi, dan berkeliaran di sekitar alun-alun timur, ditemani oleh sejumlah besar petugas polisi pendudukan.

WAFA mengindikasikan bahwa pendudukan mencegah jamaah memasuki Masjid Al-Aqsa, bertepatan dengan penggerebekan Masjid Suci oleh Ben-Gvir. Ini adalah serangan ketiga Ben-Gvir terhadap Masjid Al-Aqsa dalam waktu kurang dari setahun.

Ia juga berulang kali menerobos masuk ke al-Aqsa sejak menjabat sebagai menteri pada 2022. Provokasi berulangnya jadi salah satu alasan dibalik serangan pejuang Palestina ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.

Terletak di Yerusalem Timur yang diduduki, Masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount, adalah titik konflik yang berulang dalam konflik Israel-Palestina.

Sejak 1967, Badan Wakaf yang ditunjuk Yordania mengelola situs tersebut, sementara Israel memiliki kontrol “keamanan”. Berdasarkan perjanjian tersebut, hanya umat Islam yang diperbolehkan shalat di sana, dan kunjungan non-Muslim hanya diperbolehkan pada waktu-waktu tertentu.

Namun, seperti yang dikatakan oleh analis International Crisis Group Mairav ​​Zonszein, semakin banyak pengunjung Yahudi yang berdoa di sana “yang bertentangan langsung” dengan perjanjian status quo. “Mengumumkan perubahan tersebut sekarang adalah upaya langsung untuk memicu kekerasan dan bentrokan di Yerusalem dan dunia Muslim,” kata Zonszein.

Selain itu, beribadah di Masjid al-Aqsa juga sedianya terlarang bagi umat Yahudi jika merujuk hukum agama mereka. Mereka hanya boleh memasuki wilayah itu jika bangsa Yahudi telah “disucikan” dengan abu dari sapi merah yang dikorbankan. Sapi tersebut hingga saat ini belum ditemukan. Rencana pengorbanan sapi merah yang direkayasa secara genetik beberapa waktu lalu tak kunjung dijalankan.

photo
Provokasi Israel di Kompleks Masjid al-Aqsa - (Republika)

Pekan lalu, Ben-Gvir mengunjungi lokasi tersebut dalam apa yang oleh para kritikus disebut sebagai provokasi berbahaya yang bertujuan menggagalkan perundingan yang sudah rapuh mengenai kembalinya para tawanan yang ditahan di Gaza.

Sementara polisi Israel masih menolak orang Yahudi diperbolehkan shalat di Masjid Al-Aqsa. “Kami tidak mengizinkan doa [Yahudi] di Bukit Bait Suci,” kata Eyal Avraham, komandan unit tempat suci polisi Israel, dalam sebuah video di situs berita Walla. Komentar Avraham muncul setelah menteri sayap kanan Itamar Ben-Gvir mengatakan orang-orang Yahudi diizinkan untuk berdoa di situs tersebut.

Namun, pada Senin lalu pemukim ilegal Yahudi di bawah perlindungan polisi Israel menerobos masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa. Saksi mata mengatakan puluhan pemukim memasuki situs suci tersebut secara berkelompok, melakukan tur provokatif ke seluruh kompleks, dan melakukan ritual Talmud.

Selama penyerangan tersebut, polisi Israel memberlakukan pembatasan masuknya jamaah Palestina ke masjid. Selain itu, polisi Israel memperketat pembatasan di gerbang Kota Tua, yang secara efektif mengubah daerah tersebut menjadi zona militer.

Provokasi terus menerus Israel di Masjid al-Aqsa... baca halaman selanjutnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement