REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualitas udara di Jakarta pada Jumat (7/6/2024) pagi menduduki nomor satu sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia, sedangkan Kota Medan (Sumatra Utara) peringkat ke-10. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 07.00 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di urutan pertama dengan angka 176 atau masuk dalam kategori tidak sehat.
Angka itu memiliki penjelasan kategori tingkat kualitas udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika. Sedangkan kualitas udara kategori sedang yakni kualitas udaranya yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM 2,5 sebesar 51-100.
Kemudian, kategori baik yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50. Lalu, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar. Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.
Kemudian, kota dengan kualitas udara kedua Hanoi (Vietnam) di angka 163 dan urutan ketiga Dubai (Uni Emirat Arab) di angka 161. Urutan keempat Kinshasa (Kongo) di angka 158, urutan kelima Cairo City (Mesir) di angka 151 dan urutan keenam Delhi (India) di angka 151.
Urutan ketujuh Dhaka (Bangladesh) di angka 133, urutan kedelapan Beijing (China) di angka 122, urutan kesembilan Kampala (Uganda) di angka 120 dan urutan kesepuluh Medan (Indonesia) di angka 117. Disarankan masyarakat memakai masker saat keluar rumah, perlu mengurangi aktivitas di luar ruangan, menutup jendela demi menghindari udara luar yang kotor dan menyalakan penyaring udara.