Jumat 31 May 2024 20:30 WIB

Polemik Fenomena Penetrasi Salafi ke Masjid-Masjid dan Respons Muhammadiyah

Fenomena Salafi 'kuasai' masjid-masjid Muhammadiyah sempat jadi polemik di medsos.

Jamaah melaksanakan shalat tarawih di Masjid Raya Uswatun Hasanah, Jakarta Barat. Belakangan di media sosial muncul polemik masjid-masjid Muhammadiyah 'dikuasai' kelompok Salafi.
Foto:

Adapun, menurut Wakil Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Abdul Muiz Ali, fenomena paham Salafi masuk ke masjid-masjid karena ormas Islam besar di Indonesia mulai jarang mengisi kajian. 

"Saya kira fenomena di masyarakat begitu. Soalnya begini, juga perlu dipahami bahwa kadang dari kita kelompok NU atau Muhammadiyah itu jarang ngisi-ngisi di masjid," ujar Kiai Muiz saat dihubungi Republika, Rabu (15/5/2024). 

"Begitu ada kelompok salafi "mengambil alih", akhirnya kita teriak. Mestinya kan tidak demikian ya. Masjid-masjid kita isi," ucap dia. 

Alumnus Ponpes Sidogiri ini mengatakan, dalam kehidupan masyarakat Indonesia, kelompok Salafi tersebut biasanya cenderung tertutup. Bahkan, mereka kerap mengkafirkan kelompok lain. 

"Salafi itu cenderung memang tertutup. Kalau bukan kelompoknya dianggap salah, dianggap kafir, dianggap musyrik. Itu salahnya mereka dalam beragama terlalu kaku," kata dia. 

Terkait perebutan masjid, kata dia, sebenarnya tidak bersentuhan langsung dengan persoalan amal ibadah yang diyakini oleh kelompok Salafi atau non-Salafi. Menurut dia, perlu dibedakan antara persoalan satu kelompok dan kelompok lain yang berbeda dalam memahami agama.

"Dalam hal hal yang bersifat furu', NU dan Muhammadiyah juga berbeda kan gitu tuh. Sama juga dengan Salafi," jelas Kiai Muiz. 

Namun, menurut dia, terkait dengan perebutan masjid perlu juga dipahami kenapa terjadi seperti itu. "Saya kira kalau masjid orang NU dijaga, diisi, diramaikan, tidak akan terjadi seperti yang ramai sekarang ini," kata dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement