Jumat 10 May 2024 20:19 WIB

Pakai Wifi Publik, Ini yang Perlu Diperhatikan Agar tak Kena Peretasan

Terkadang wifi publik gratis dapat disusupi oleh infeksi malware.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Wifi (ilustrasi). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan wifi publik agar tidak kena peretasan.
Foto: Republika/Mardiah
Wifi (ilustrasi). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan wifi publik agar tidak kena peretasan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat berada jauh dari rumah, terkadang seseorang akan menggunakan jaringan wifi publik di fasilitas umum.  Dalam banyak kasus, seharusnya memakai wifi umum, termasuk untuk berbelanja daring, tidak akan menimbulkan masalah. Namun terkadang wifi gratis ini dapat disusupi oleh infeksi malware, jaringan palsu yang memiliki nama 'wifi', dan serangan siber.

“Jaringan wifi publik sering kali tidak memiliki langkah keamanan yang kuat sehingga menjadikannya target yang menarik bagi peretas yang dapat menyadap data sensitif, seperti informasi kartu kredit,” kata Michael Jabbara, wakil presiden dan kepala layanan penipuan global untuk Visa, seperti dilansir Huff Post, Jumat (10/5/2024).

Baca Juga

Direktur dukungan korban penipuan di AARP, Amy Nofziger, mengatakan pernah mengalami serangan siber semacam ini secara langsung. Hal ini dialaminya saat berlibur di Las Vegas dan perlu membayar biaya bagasi untuk penerbangan mendatang. Sebelumnya ia memasukkan informasi kartu kreditnya di wifi gratis di hotel.

“Dalam waktu 20 menit, saya mulai menerima email dan telepon dari perusahaan kartu kredit saya yang memberitahukan tagihan yang dikenakan pada kartu saya di negara bagian lain. Begitulah cepatnya hal itu bisa terjadi,” kata dia.

Untungnya, ada cara sederhana untuk memeriksa ulang apakah aktivitas daring dienkripsi, atau harus melakukannya setiap kali menggunakan wifi publik. Inilah yang perlu diketahui:

1. Periksa URL yang dikunjungi untuk memastikan keamanannya

Sebelum membeli sesuatu secara daring, langkah paling penting yang dapat diambil untuk memastikan bahwa situs web yang Anda gunakan aman adalah dengan memeriksa URL dimulai dengan https:// atau tidak. Huruf “s” berarti aman, dan biasanya ada ikon gembok di bilah alamat.

"Di bawah enkripsi ini, orang yang masuk dengan Anda di wifi publik tidak dapat melihat konten komunikasi Anda," ujar Direktur Keamanan Siber di Electronic Frontier Foundation, Eva Galperin.

Mereka dapat melihat bahwa Anda mengunjungi situs web ini, tetapi tidak mengetahui halaman mana yang dibuka dan tidak dapat melihat apa yang diketik. HTTPS (protokol transfer hiperteks aman) memastikan bahwa data yang masuk dari perangkat Anda ke situs web yang dikunjungi dienkripsi. Selama URL situs web dimulai dengan “https”, kata Galperin, Anda boleh melakukan pembelian daring.

Jika ingin memastikan bahwa Anda benar-benar hanya menggunakan situs web ini, Galperin menyarankan untuk menjadikannya sebagai default di browser. Di Safari, penggunaan URL HTTPS sudah menjadi default. 

Di Chrome, Anda dapat melakukan ini dengan membuka Pengaturan, memilih Privasi dan Keamanan, lalu Keamanan, dan mengaktifkan opsi “Selalu gunakan koneksi aman”. Di Firefox, pengguna dapat melakukan ini dengan masuk ke Pengaturan, lalu Privasi dan Keamanan dan memilih Keamanan. Kemudian gulir ke opsi “Selalu gunakan koneksi aman”.

2. Menggunakan VPN atau data seluler sebagai pengganti wifi publik juga dapat meningkatkan keamanan

Selain memeriksa HTTPS, pengguna selalu dapat melangkah lebih jauh dan menggunakan data seluler melalui wifi publik jika perlu melakukan pembelian. Itulah yang disarankan oleh Jabbara dan Nofziger dibandingkan menggunakan Wi-Fi publik untuk pembelian.

“Menggunakan layanan seluler biasanya lebih aman dibandingkan Wi-Fi publik untuk bertransaksi karena lebih sulit bagi peretas untuk mencegat data melalui jaringan seluler,” kata Jabbara.

Tindakan terbaik adalah menunggu untuk menggunakan jaringan yang aman, namun pemakaian data seluler adalah pilihan kedua yang bagus. Jika ingin meningkatkan keamanan, salah satu tindakan paling efektif adalah dengan menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN). VPN mengenkripsi data Anda dan mempersulit siapa pun untuk mencegat dan membaca informasi.

Berhati-hatilah terhadap hal yang tampaknya terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Jika suatu jaringan memungkinkan masuk tanpa memasukkan kata sandi atau jaringan tersebut memiliki nama yang terdengar umum seperti “Wifi Publik Gratis”, Nofziger mengatakan itu adalah tanda peringatan bahwa hotspot tersebut dapat disusupi.

Pada akhirnya, Anda tidak perlu berhenti menggunakan wifi publik, melainkan cukup pastikan bahwa situs terenkripsi dan aman. “Meskipun tidak perlu menghindari membeli apa pun saat menggunakan wifi publik, penting untuk menyadari risikonya dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat, seperti memeriksa apakah URL tersebut aman atau menggunakan VPN,” kata Jabbara.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement