Sabtu 27 Apr 2024 19:13 WIB

PPP Tegaskan Belum Putuskan Gabung Koalisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Mardiono mengaku PPP terus berkomunikasi dengan pihak Prabowo.

Rep: Febryan A/ Red: Agus raharjo
Ketua Umum PPP Mardiono saat menghadiri acara halalbihalal PKS di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Sabtu (27/4/2024).
Foto: Republika/Eva Rian
Ketua Umum PPP Mardiono saat menghadiri acara halalbihalal PKS di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Sabtu (27/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Mardiono menyebut, partainya belum menentukan sikap apakah bergabung atau tidak dalam koalisi partai politik pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran. Sebab, PPP belum mengambil keputusan di internal partai.

"Kita saat ini belum menentukan ya karena nanti PPP harus melakukan kesepakatan sesuai dengan mekanisme partai yang ada," kata Mardiono kepada wartawan usai menghadiri acara di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Sabtu (27/4/2024).

Baca Juga

Mardiono mengatakan, keputusan soal sikap PPP atas pemerintahan baru harus diambil dalam forum musyawarah kerja nasional, atau rapat kerja nasional. Dia tak menyebutkan kapan keputusan akan diambil.

Kendati belum membuat keputusan, Mardiono menyebut pihaknya terus berkomunikasi dengan pihak Prabowo. Hanya saja, komunikasi yang dilakukan belum membahas kemungkinan Prabowo berjumpa elite PPP. 

"Kalau untuk bertemu secara langsung (dengan Prabowo) dalam konteks untuk meng-arrange waktu tertentu itu belum, tapi kalau untuk komunikasi politik ya tentu kita tidak berhenti," ujarnya.

Sejumlah partai diketahui sudah mengalihkan dukungan kepada Prabowo-Gibran usai pasangan tersebut ditetapkan sebagai presiden-wakil presiden terpilih. PKB dan Nasdem, dua partai pengusung Anies-Muhaimin, yang sudah resmi gabung koalisi partai pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran. 

Dengan begitu, kini sudah ada enam partai parlemen yang menjadi partai pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran. Tersisa tiga partai parlemen, yakni PDIP, PKS, dan PPP, yang belum memutuskan sikap masuk koalisi Prabowo atau menjadi oposisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement