REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut) melumpuhkan peralatan seismik yang terpasang untuk merekam aktivitas vulkanik gunung tersebut.
"Rusak kemarin sore pada saat letusan pukul 18.00 WITA dan letusan lebih besar pukul 20.15 WITA. Kerusakan baru mulai kemarin," kata Kepala Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi dan Maluku Juliana DJ Rumambi di Manado, Kamis (18/4/2024).
Dia mengatakan perbaikan akan dilakukan secepatnya atau mungkin dengan alternatif lain menunggu bagian instrumentasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
"Alat kita di Gunung Ruang posisinya mati akibat erupsi sehingga sampai saat ini belum bisa membaca kegempaan di sana. Namun, kami berusaha datangkan tim dari Bandung dan Yogyakarta," kata Juliana.
Tidak berfungsinya peralatan seismik di sana, kata dia, dapat disiasati dengan memasang Closed-Circuit Television (CCTV) atau menerbangkan drone. "Hal-hal ini bisa saja diupayakan agar kondisi terkini Gunung Ruang bisa terpantau," katanya.
Juliana ketika ditanya apakah Gunung Ruang masih berpotensi terjadinya letusan yang lebih besar mengatakan hal itu belum bisa diprediksi. Alasannya, sebagaimana dilaporkan Kepala PVMBG, Gunung Ruang unik dan karakter setiap gunung berbeda-beda.
"Walaupun saat ini kita tidak bisa mengukur kegempaannya, namun kami tetap berharap, tetap mengimbau radius enam kilometer dari kawah Gunung Ruang harus steril," ujarnya.
Gunung Ruang di Pulau Ruang erupsi sejak 16 April 2024 setelah terjadi peningkatan aktivitas kegempaan. Di tanggal tersebut, PVMBG tiga kali menaikkan status Gunung Ruang dari normal ke waspada level II (pukul 14.00 WITA), siaga level III (pukul 16.00 WITA), kemudian dinaikkan menjadi awas pukul 21.00 WITA.