Rabu 17 Apr 2024 01:53 WIB

Listrik yang Semakin Terang Benderang

PLN telah menunjukkan ketangguhannya, terutama ketika Covid-19 mewabah di Tanah Air.

Pegawai PLN. (ilustrasi)
Foto: Humas PLN
Pegawai PLN. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Danni Irawan, pengamat kelistrikan

SETELAH berusia 78 tahun, tanpa disadari kontribusi PLN untuk kemajuan bangsa dan peningkatan kesejahteraan rakyat di seluruh pelosok Tanah Air cukup signifikan.

Baca Juga

Tidak ada satu pun aktivitas kehidupan bangsa tercinta ini yang tidak tersentuh oleh listrik PLN. Kalaupun sebagian rumah-rumah rakyat belum teraliri listrik, setidaknya mereka sudah dapat menikmati ketersediaan listrik di tempat-tempat umum, sekolah, rumah sakit dan fasilitas lainnya.

Pencapaian ini diraih tidak dengan mudah, memerlukan upaya yang luar biasa dalam menghadapi berbagai tantangan yang tidak ringan. 

Membangun invrastruktur kelistrikan, termasuk sistem pelayanannya, membutuhkan manusia-manusia yang berjiwa kepahlawanan, tangguh, ikhlas dan tidak cengeng. Berbagai risiko yang dihadapi tidak ringan, bahkan super berat. Mulai dari risiko hukum sampai dengan cacat bahkan kematian. Risiko jarang berkumpul dengan keluarga sudah hal biasa bagi orang PLN.

Setelah seluruh insan PLN berupaya secara terus menerus tanpa kenal lelah, Alhamdulillah, dalam 2, 3, tahun terakhir, PLN telah menunjukkan ketangguhannya, terutama ketika Covid-19 mewabah di Tanah Air. Sistem kelistrikan tetap andal, sehingga kebutuhan seluruh rakyat di Indonesia tetap dapat dilayani dengan baik.

Entah apa jadinya kalau pada masa Covid-19 kebutuhan listrik untuk rakyat tidak cukup. Akan terjadi musibah luar biasa, karena semua aktivitas, terutama rumah sakit, pegawai yang harus tetap bekerja diluar kantor, dan putra-putri kita yang tetap harus belajar secara dering, mustahil berjalan dengan baik tanpa ketersediaan listrik yang baik.

Beberapa tahun lalu banyak di antara kita mungkin tidak membayangkan bahwa pada saatnya listrik PLN akan menjadi "ban depan", artinya ketersediaan listrik PLN cukup bahkan surplus. 

Istilah listrik PLN seperti ban mobil dilontarkan oleh Dahlan Iskan, Dirut PLN tahun 2010-2012. Beliau mengibaratkan listrik PLN seperti ban belakang, karena ketidakmampuannya memenuhi kebutuhan listrik stakeholders. Kebutuhan stakeholders yang diistilahkan sebagai ban depan sangat sulit terkejar, demikian keluhan Dahlan Iskan kala itu.

Di beberapa wilayah terjadi pemadaman yang aduhai bak minum obat antibiotik. Tiada hari tanpa demo yang sesekali berujung perusakan fasilitas PLN. 

Kalau seandainya pejabat maupun karyawan PLN bermental ayam sayur, mungkin akan beramai-ramai mundur dari jabatannya. 

Suatu ketika, kami ditugaskan ke Wilayah Sumut. Di bandara Kuala Namu yang baru beroperasi dua tahun sebelumnya, kami dihampiri oleh sesorang mengaku penjemput dari kantor. Biasanya kalau ada orang pusat penjemputnya berderet-deret, rupanya sebagian menunggu di mobil.

Tidak ada satu pun yang berpakaian seragam. Kami bertanya,"Mengapa tidak berseragam?" Jawaban mereka singkat,"Ini di Medan Pak." Saya jawab dengan logat Medan pula,"Kenapa rupanya?"

"Hmmm...listrik masih banyakan padam Pak, lampu di kantor pun tak kami nyalakan untuk menunjukkan empati kita ke masyarakat," jawab penjemput.

"Ooo...,"hanya itu yang bisa terucap dari rombongan kami. Pantas mereka tidak berani berpakaian seragam.

Saat ini, para mileniel PLN sudah berjalan tegak setelah ketersediaan listrik cukup dan memadai di sebagian besar wilayah yang tingkat kebutuhan listriknya sangat tinggi. PLN dengan mudahnya dapat melayani kebutuhan listrik ke berbagai sektor, industri, dan pusat-pusat bisnis lainnya. Demikian pula dengan pemenuhan kebutuhan listrik di bidang pendidikan, kesehatan, rumah ibadah dan lain sebagainya dapat terlayani dengan baik.

Bukan itu saja, PLN kemudian menjadi lebih kreatif dengan menelorkan berbagai program peningkatan layanan, sehingga pelanggan maupun calon pelanggan mendapatkan kemudahan untuk menikmati listrik.

Sebagai laskar yang berusaha tetap berguna, keberhasilan PLN di atas coba kami tuangkan dalam bentuk video kartun berdurasi 92 detik. Semoga dapat memberi manfaat dan menyemangati adik-adik kita yang tetap berjuang agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih maju dan unggul.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement