Kamis 29 Feb 2024 22:39 WIB

Subsidi untuk Pedagang Diharapkan Mampu Tekan Harga Beras di Pasaran

Subsidi diberikan Rp 2.000 per kilogram dengan tujuan agar harga beras dapat ditekan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Gita Amanda
Harga Beras (ilustrasi)
Foto: Republika
Harga Beras (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Perdagangan memberikan subsidi kepada pedagang pasar untuk menekan harga beras di pasaran. Pasalnya, saat ini harga beras masih cukup tinggi, bahkan ada yang mencapai Rp 16 ribu hingga Rp 17 ribu per kilogram.

Subsidi ini diberikan selain digelarnya operasi pasar murah untuk menjaga stabilitas harga pangan, khususnya pada komoditas beras. Operasi pasar murah ini digelar di tingkat kemantren (kecamatan), dan sudah berjalan sejak 26 Februari 2024 di Kota Yogyakarta.

Kepala Bidang Ketersediaan Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan, Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Sri Riswanti mengatakan, subsidi diberikan sebesar Rp 2.000 per kilogram dengan tujuan agar harga beras di pasaran dapat ditekan.

"Harapannya semoga harga beras bisa segera turun, panen raya bisa segera dilaksanakan, sehingga harga beras bisa cepat dikendalikan dan kembali normal,," kata Riswanti dalam keterangan resminya, Kamis (29/2/2024).

Dikatakan Riswanti bahwa subsidi yang diberikan Pemkot Yogyakarta kepada pedagang sama dengan operasi pasar murah. Dengan begitu, diharapkan pedagang di pasaran dapat menyesuaikan kebijakan tentang harga beras.

"Subsidi yang diberikan untuk operasi pasar murah kemantren dan pasar ini sama ya, dan nominal subsidi ini mungkin berbeda dengan daerah lain karena tergantung dengan daerah masing-masing," ucap Riswanti.

Terkait dengan operasi pasar murah, digelar bekerja sama dengan Bulog DIY dan distributor sembako di Kota Yogyakarta. Bahan pangan yang disediakan di pasar murah ini diantaranya beras, gula pasir, minyak goreng, tepung beras, tepung terigu, telur ayam, bawang putih, dan aneka frozen food.

“Untuk stok beras SPHP dari bulog ada dua ton, selain jenis itu ada enam ton ini bersamaan dengan Toko Lestari (distributor sembako) ya. Jadi total stok yang kami siapkan untuk Kemantren Umbulharjo ada delapan ton,” ungkap Riswanti.

Untuk harga beras SPHP dijual dengan harga Rp 51 ribu dengan isian lima kilogram, beras premium Bulog dengan harga Rp 68 ribu, dan beras premium sawah Jingga dibanderol dengan harga Rp 74 ribu. Sementara, untuk telur dibanderol Rp 28 ribu per kilogram, gula pasir di rata-rata Rp 15 ribu per kilogram, minyak goreng dengan merk Fortune dengan harga Rp 15 ribu per kilogram.

Disampaikan bahwa antusias masyarakat untuk belanja di pasar murah ini cukup tinggi, seperti yang digelar di Kemantren Umbulharjo, Kamis (29/2/2024). Bahkan, antusias masyarakat di kemantren ini lebih tinggi dari kemantren lainnya.

"Saya rasa disini animonya paling tinggi karena memang Kemantren Umbulharjo ini kemantren dengan kelurahan terbanyak yaitu ada tujuh, dan baru jam 09.00 WIB sudah ada 450 lebih antrian. Kemungkinan akan tembus lebih di atas 500 warga yang ingin membeli," jelas Riswanti.

Meski begitu, pasar murah ini tentunya tidak bisa mencukupi kebutuhan masyarakat untuk waktu yang lama. Diharapkan pedagang pasar juga bisa bersinergi dengan kebijakan tentang harga beras mengingat juga sudah diberikan subsidi untuk menekan harga, khususnya pada komoditas beras.

Antusias pedagang dalam mengikuti operasi pasar murah ini terlihat dari banyaknya yang antre guna mendapatkan harga pangan yang lebih terjangkau dari harga di pasaran. Seperti Dyah Anisa yang sudah datang sejak pukul 06.30 WIB pagi untuk mendapatkan nomor antrean.

Warga Kelurahan Pandeyan tersebut memborong sejumlah bahan pangan seperti beras, gula pasir, minyak goreng, dan telur. "Datang dari jam setengah tujuh pagi baru dapat jam sembilan, tapi ini bagus ya. Warga jadi mendapat kepastian ketersediaan barangnya walaupun masih dibatasi untuk pembeliannys," kata Dyah.

Menurut Dyah, operasi pasar murah ini sangat membantu warga di tengah harga sembako yang semakin naik. Pihaknya juga berharap agar program seperti ini bisa dirutinkan untuk membantu masyarakat mendapatkan harga pangan yang lebih terjangkau.

“Programnya sangat membantu dan kalau bisa lebih sering dilakukan, kemudian disyaratkan menunjukkan KTP ini sangat bagus ya, karena yang dapat stok barangnya jelas warga sini,” ucap Dyah.

Hal senada juga diungkapkan oleh warga lainnya yakni Maya Selvia. Menurutnya program operasi pasar murah ini sangat membantu menekan pengeluaran. Maya pun berharap pemerintah mampu mengendalikan kestabilan harga bahan pangan di pasaran.

“Harapannya semoga pemerintah bisa menekan kembali harga bahan pangan, terutama beras dan telur yang setiap hari semakin mahal. Kalau harganya naik turun lebih cenderung naik terus kan sangat mengkhawatirkan. Kalau bisa harganya jadi seragam semua antara satu toko dengan toko lainnya,” kata Maya.

Kegiatan pasar murah ini sudah berjalan selama empat hari sejak 26 Februari 2024. Direncanakan kegiatan ini akan terus dilaksanakan hingga Maret 2024 di seluruh kemantren di Kota Yogyakarta yakni di 14 kemantren.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement