REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyinggung kaum intelektual dari negara lain yang sering mengajarkan hak asasi manusia kepada bangsa Indonesia, tetapi mereka justru bersikap diam saat terjadi kasus pelanggaran HAM di Gaza, Palestina.
"Ada bangsa-bangsa tertentu selalu ngajarin (mengajari) kita HAM, HAM, HAM, demokrasi, tetapi di Gaza, ribuan anak, ribuan ibu-ibu dibantai, dibunuh, dibom, mereka diam. Mereka bilang itu bukan pelanggaran HAM," kata Prabowo dalam orasi ilmiah pada Wisuda Universitas Kebangsaan Republik Indonesia di Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/2/2024).
Menurut Prabowo, bangsa Indonesia terlalu kagum dengan berbagai hal yang selalu diajarkan oleh negara-negara lain, yang membuat sisi bangsa Indonesia tidak percaya diri dalam menentukan sikap.
"Kadang-kadang apa yang dikatakan oleh negara-negara tertentu, kita iya aja terus. Padahal, saya katakan pelajaran sejarah mengajarkan tiap bangsa hanya akan mengutamakan kepentingannya sendiri," katanya.
Oleh karena itu, Menhan Prabowo menegaskan Indonesia membutuhkan anak-anak muda tangguh, cerdas, dan pintar agar dapat menjadi negara yang mandiri dan tidak bergantung pada bangsa lain.
"Kita butuh anak-anak muda yang cerdas, yang pintar sebagai calon-calon pemimpin. Dalam waktu dekat, saudara bisa saja nanti menjadi pemimpin," katanya.
Prabowo menekankan pentingnya peran generasi muda dalam membangun dan memajukan Indonesia ke depan.
Ia meminta generasi muda untuk aktif terlibat dalam pembangunan negara dengan rasa cinta tanah air. Menurut Menhan, individu yang benar-benar mencintai tanah air tidak akan memiliki keberanian untuk terlibat dalam tindakan korupsi.
"Jadilah pemimpin yang cinta rakyat, cinta tanah air, harus kreatif dan inovatif. Cari kekayaan tidak dengan merampok uang rakyat," katanya.