Kamis 29 Feb 2024 12:52 WIB

Disdik Pekanbaru Rutin Sosialisasikan Bahaya LGBT di Sekolah

Orang tua perlu aktif berkomunikasi dengan anak untuk mencegah perilaku LGBT.

Simbol LGBT (ilustrasi).
Foto: Republika
Simbol LGBT (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, menyampaikan pihaknya rutin dan sudah puluhan kali melakukan sosialisasi terkait bahaya perilaku Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) di sekolah.

 

Baca Juga

Kepala Disdik Pekanbaru Abdul Jamal di Pekanbaru, Kamis, mengatakan pihaknya melaksanakan kunjungan di beberapa sekolah baik Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama dalam rangka sosialisasi dan mengajak sekolah mengantisipasi balap liar, perundungan, dan LGBT.

 

"Puluhan sekolah telah kami kunjungi guna memberi edukasi dan mengantisipasi hal-hal tersebut," katanya, Kamis (29/2/2024).

 

Abdul Jamal mengatakan hal itu dilakukan dengan mengikuti upacara bendera atau apel pagi bersama peserta didik. Di sana kepala sekolah serta pengawas juga ikut memberikan edukasi.

 

"Kami berikan sosialisasi dan imbauan itu. Ini merupakan tindak lanjut arahan Pejabat Walikota Pekanbaru Muflihun untuk antisipasi hal-hal itu," kata Abdul Jamal.

 

Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun menginstruksikan kepada Disdik untuk memberikan pendidikan awal yang mengajarkan tentang pencegahan paham LGBT. Dimulai sejak tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), SD dan SMP.

 

Selain itu di lingkungan rumah, orang tua juga diharapkan memberikan perhatian khusus kepada anak-anak mereka. Mereka perlu aktif berkomunikasi dengan anak-anak untuk mencegah perilaku LGBT.

 

Abdul Jamal juga mengajak pihak-pihak yang berkompeten lainnya ikut mengedukasi dan mensosialisasikan bahaya LGBT. Seperti dari kepolisian, kata dia, mungkin dari Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) datang memberikan arahan ke sekolah.

Selain disdik, Dharma Wanita Persatuan Disdik Pekanbaru menggencarkan sosialisasi bahaya LGBT dan kekerasan seksual di sekolah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement