Senin 26 Feb 2024 18:45 WIB

Ancaman Krisis Pangan yang Kian Nyata Menurut BRIN

Senjakala desa pertanian dinilai BRIN saat ini terjadi di Indonesia.

Warga mengangkut beras SPHP yang dibelinya saat pasar murah di Pasar Induk Surabaya Sidotopo, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (21/2/2024). Pasar murah tersebut menjual tiga bahan pokok di bawah harga pasar, diantaranya beras Bulog SPHP Rp53.500 per lima kilogram, gula pasir Rp15.700 per kilogram dan minyak goreng Rp13.750 per liter.
Foto:

Anggota Komisi IV DPR Sutrisno meminta kepada Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk fokus membangun ketahanan pangan Indonesia, sehingga permasalahan harga beras dapat dihindari. “Manakala Badan Pangan masih berbicara masalah impor, artinya apa? Kedaulatan pangan belum tercapai,” ujar Sutrisno dalam video singkat, sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube TVR Parlemen di Jakarta, Senin.

Sutrisno mengatakan, ia tidak mempermasalahkan kebijakan impor yang diambil oleh pemerintah demi mengendalikan harga dan pasokan beras. Akan tetapi, Sutrisno memandang pemerintah harus mengupayakan produksi di dalam negeri terlebih dahulu, sebelum mengandalkan impor.

Menurut Sutrisno, Bapanas memiliki peran strategis dalam mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia, termasuk meningkatkan produksi beras di dalam negeri. Sutrisno mengingatkan bahwa Bapanas harus menjalankan tugas utama untuk mewujudkan ketahanan pangan di dalam negeri, di antaranya menjaga ketersediaan pasokan pangan, kelancaran distribusi pangan, dan menstabilkan harga pangan di pasar.

“Orientasinya adalah bagaimana Bapanas itu akhirnya mewujudkan kedaulatan pangan kita,” kata Sutrisno.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa pada Maret diproyeksikan akan terjadi panen beras sebanyak 3,5 juta ton. Proyeksi ini diharapkan dapat memberikan tambahan pasokan beras yang cukup signifikan, serta membantu menekan harga beras di pasaran.

Dalam kerangka peningkatan produksi beras, Arief menyebutkan bahwa pemerintah telah bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan luas panen padi. Menurut Arief dengan proyeksi luas panen yang semakin bertambah, diharapkan produksi beras dapat meningkat sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.

“Kami close coordination dengan Bapak Menteri Pertanian yang hari ini bersama jajarannya bekerja keras untuk melakukan tanam. Jadi panennya bisa 2,5 juta ton per bulan dan ini confirm memang harus dikerjakan. Kemarin sempat tertunda tanam karena ada climate change El Nino di akhir tahun," kata Arief di Jakarta, Sabtu (24/2/2024).

Berdasarkan Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) pada Senin (26/2/2024), harga beras medium Rp15.200 per kilogram, naik Rp200 dari harga beras medium pada Jumat (23/2/2024). Lebih lanjut, beras premium pada Senin (26/2/2024) Rp16.600, naik Rp100 dari harga beras premium pada Jumat (23/2/2024).

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, bahwa saat ini seluruh dunia tengah menghadapi krisis pangan. Sehingga harga beras pun mengalami kenaikan.

"Bapak ibu sekalian jadi di seluruh dunia, saat ini sedang terjadi yang namanya krisis pangan. Jadi harga beras, yang namanya harga beras juga naik," ujar Jokowi di GOR Basket Bekasi, Kota Bekasi, Jumat (16/2/2024).

Jokowi pun memastikan bantuan pangan berupa beras sebesar 10 kg akan terus dilanjutkan hingga Juni 2024. Bantuan pangan ini diberikan sejak September 2023.

"Ya ini apa, bantuan pangan, itu kan sudah diberikan sejak bulan September tahun lalu. Jadi sebulan 10 kg, 10 kg, 10 kg, saya kira terpetakan berjalan sampai bukan Juni. Tahun ini," ujar Jokowi.

Menurut Jokowi, bantuan pangan tersebut rencananya akan dilanjutkan kembali sesuai kemampuan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Jokowi mengatakan, pemerintah akan menghitung kemampuan anggaran terlebih dahulu.

"Nanti kita lihat di APBN. Kalau pemerintah punya kemampuan akan dilanjutkan lagi ke bulan berikutnya. Tapi janji saya yang sampai Juni dulu," kata Jokowi.

Lebih lanjut, ia menyampaikan, negara lain tak ada yang memberikan bantuan pangan berupa beras seperti yang dilakukan Indonesia selama ini. Bantuan pangan ini, kata dia, diberikan pemerintah untuk membantu meringankan beban masyarakat menghadapi kenaikan harga beras.

"Tetapi tetap ini (beras) kan membantu kita, iya kan. Itulah fungsinya negara, membantu kalau ada apa, kenaikan harga beras. Kalau di negara lain kan enggak ada bantuan pangan beras seperti yang kita miliki," kata Jokowi.

Ia pun bersyukur, kondisi APBN masih cukup untuk memberikan bantuan pangan beras kepada masyarakat. "Untung APBN kita mampu memberikan ya," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement