Sabtu 10 Feb 2024 18:38 WIB

PPLP Tanjung Priok Berhasil Bebaskan Kapal yang Disandera di Perairan Kalsel

Nakhoda dan awak kapal TB Royal 27 disandera selama lebih 27 jam.

Petugas menangkap pelaku perompakan Kapal TB Royal 27 di Perairan Kalsel.
Foto: Republika.co.id
Petugas menangkap pelaku perompakan Kapal TB Royal 27 di Perairan Kalsel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PPLP) Kelas I Tanjung Priok sigap menindaklanjuti insiden perompakan yang melibatkan kapal TB Royal 27/TK Royal 27 di perairan Kalimantan Selatan (Kalsel). Insiden itu terjadi di tengah laut saat kapal sedang dalam perjalanan dari Muara Sampit menuju Manggis, Kalsel, nakhoda dan awak kapal disandera selama lebih 27 jam.

Kapal patroli KN Jembio P-125 dikirim untuk melaksanakan tindakan pengawasan dan patroli secara intensif terhadap Kapal TB Royal 27 yang dirompak pada 4 Februari 2024. Saat ini, awak kapal telah berhasil diselamatkan dan kapal sudah berlabuh di Perairan Pelaihari Asam Asam, Kalsel.

Direkur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Jon Kenedi menjelaskan, insiden tersebut berawal dari laporan nahkoda TB Royal 27 yang menyampaikan terjadi perompakan di tengah laut. Hal itu setelah kapal berlayar dari Muara Sampit ke Manggis, Kalsel. Insiden itu kemudian dilaporkan oleh company security officer (CSO) PT Pancaran Maritim Transportindo, Capt Dwi Hardiyanto.

"Dalam menanggapi laporan tersebut, Kepala Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai kelas I Tanjung Priok, Triono, segera memerintahkan kapal Patroli KN Jembio P-215 untuk mengejar dan menangkap pelaku perompakan sesuai prosedur Sistem Keamanan Maritim," ucap Jon dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu (20/2/2024).

Menurut Jon, informasi yang didapat, perompak tersebut menggunakan sarana kapal SPOB Bagas Danar Jaya 01. Para perompak saat melaksanakan aksinya menggunakan dan membawa senjata api dan tajam. "Kerugian yang dilaporkan akibat insiden ini masih dalam proses investigasi termasuk muatan minyak Fame (fatty acid methyl ester), uang dan barang pribadi kru, barang kapal, serta alat navigasi yang rusak," ucap Jon.

Kepala Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai Kelas I Tanjung Priok, Triono menerangkan, operasi pembebasan sandera dilaksanakan melalui persiapan matang. Pihaknya pun menyiapkan personel, sarana prasarana patroli, persenjataan api dan amunisi, kapal patroli, penyidik pegawai negeri sipil (PPNS), serta intelijen. "Kami merespons cepat dan melaksanakan operasi atas kejadian itu," ujar Triono.

Kini, setelah pembebasan berhasil, 14 awak kapal yang mengalami trauma sedang dalam proses pemulihan. "Selain itu, kami menemukan senjata tajam, berupa mandau, yang tertinggal di kapal tersebut. Kami memahami bahwa kekhawatiran mereka meningkat, terutama pada malam hari, karena adanya potensi serangan kembali oleh perompak," ucap Triono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement