Rabu 07 Feb 2024 17:16 WIB

Ekonomi Indonesia Tumbuh Solid di Tengah Perlambatan Global

Ekonomi Indonesia terus tumbuh.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi.
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi III Kepala Staf Kepresidenan, Edy Priyono menegaskan, kinerja perekonomian Indonesia sepanjang 2023 tetap terjaga dan tumbuh solid di tengah kondisi perlambatan ekonomi dunia. Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2023 tumbuh positif sebesar 5,04 persen year on year (y-o-y), dan secara keseluruhan tahun 2023 tumbuh 5,05 persen (c-to-c).

“Kinerja perekonomian Indonesia pada periode tersebut tetap terjaga dan dapat menjadi pijakan kokoh untuk periode selanjutnya,” kata Edy, dikutip dari siaran pers KSP pada Rabu (7/2/2024).

Baca Juga

Menurut Edy, meski lebih rendah dibandingkan 2022, ekonomi Indonesia sepanjang 2023 masih cukup tangguh. Terlebih jika dibandingkan dengan negara-negara G20, seperti Meksiko (3,4 persen) dan Arab Saudi (-0,90 persen). 

Lebih lanjut, Edy menyampaikan dari sisi pengeluaran, ketangguhan ekonomi Indonesia sepanjang 2023 (c-t-c) ditopang oleh masih kuatnya pertumbuhan komponen konsumsi rumah tangga (tumbuh 4,82 persen) dan komponen PMTB (tumbuh 4,40 persen).

Kedua komponen tersebut meyumbang 82,51 persen PDB Indonesia. Sementara terkait pertumbuhan komponen ekspor, sambung dia, terjadi perlambatan, yakni hanya 1,32 persen.

“Perlambatan pertumbuhan ekspor sejalan dengan termoderasinya harga komoditas unggulan ekspor Indonesia dan aktivitas ekonomi global yang melambat,” jelasnya.

Edy menambahkan dari sisi lapangan usaha, terdapat lima sektor penopang utama PDB Indonesia yang konsisten tumbuh positif. Yaitu, industri pengolahan (4,64 persen), perdagangan (4,85 persen), pertanian (1,30 persen), pertambangan (6,12 persen) dan konstruksi (4,91 persen). Kelima sektor tersebut menyumbang 64,58 persen PDB Indonesia.

Adapun beberapa sektor yang konsisten tumbuh tinggi dalam dua tahun terakhir dan tetap melanjutkan tren positif, di antaranya transportasi dan pergudangan (13,96 persen), jasa lainnya (10,52 persen), serta sektor akomodasi dan makanan minuman (10,01 persen).

Deputi Bidang Perekonomian Kantor Staf Presiden ini juga mengungkapkan sepanjang tahun 2023 industri pengolahan mampu melanjutkan pertumbuhan positif meski sedikit melambat, dari 4,89 persen pada 2022 menjadi 4,64 persen pada 2023.

Pertumbuhan positif tersebut utamanya ditopang oleh sub-sektor yang terkait dengan hilirisasi, seperti Industri Logam Dasar (14,17 persen) dan Industri Barang Logam (13,67 persen).

“Dengan demikian pangsa sektor Industri Pengolahan pada 2023 sedikit meningkat,” ujarnya.

Edy pun mengapresiasi kinerja perekonomian Indonesia sepanjang 2023 yang dinilai cukup berkualitas dan inklusif. Hal ini tercermin dari beberapa indikator. Di antaranya tingkat pengangguran konsisten menurun pasca pandemi dari 5,86 persen pada Agustus 2022 menjadi 5,32 persen pada Agustus 2023.

Indikator lainnya, kata dia, yakni tingkat kemiskinan juga konsisten menurun dari 9,54 persen pada Maret 2022 menjadi 9,36 persen pada Maret 2023.

“Tingkat pertumbuhan yang solid ini juga dicapai dengan inflasi yang terkendali di angka 2,61 persen pada 2023,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement