Sabtu 27 Jan 2024 20:29 WIB

Food Estate dan Esensi Ketahanan Pangan Menurut Islam 

Ketahanan pangan dalam Islam berpaku pada cocok tanam

Lahan Food Estate pertanaman jagung di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah (ilustrasi).
Foto:

Oleh : M Nashih Nashrullah, wartawan Republika.co.id

Tiap batang tanaman yang ia budi dayakan pada hakikatnya, tertulis asma Allah di dalamnya. Maka, tiap langkah yang diayunkan seorang petani menuju ladang pun, sejatinya akan teriring dengan pahala basmalah tersebut.

Sebuah riwayat Muslim menegaskan pula tentang keutamaan berladang. Terlebih bila pekerjaan itu dilakukan oleh seorang Muslim. Suatu saat, Rasul bertemu dengan Ummu Basyar al-Anshariyah di kebun kurma. Rasul memanyakan, milik siapakah kebun ini dan siapa yang menanam ratusan pohon kurma tersebut. “Muslim atau non-Muslimkah ia?” kata Rasul. Ternyata, jawabannya adalah Muslim.

Rasul pun mengungkapkan pahala yang menyertai peladang Muslim tersebut. Bahwa, tidak ada ganjaran yang lebih pantas bagi seorang Muslim yang menanam tanaman, lalu dijadikan makanan manusia ataupun binatang melata atau apa pun, kecuali akan tercatat sebagai sedekah baginya hingga hari kiamat kelak. Tidak heran bila tak sedikit kalangan Anshar ataupun Muhajirin yang menyibukkan diri dengan bertani atau berladang.

Konon, Abu Hurairah yang terkenal dengan periwayatan hadis terbanyak pun, tersohor dengan aktivitas berladangnya. Para sahabat, memang luar biasa, mereka zuhud, ahli ibadah, dan pakar agama, tetapi tak pernah abai terhadap urusan duniawi mereka. Tak terkecuali, bersumbangsih untuk kelangsungan hidup segenap makhluk, lewat berladang atau bercocok tanam.

Barangkali anekdot klasik dari bangsa Arab berikut ini bisa sedikit menjadi bahan renungan, bahwa man la yamliku tha'amahu la yamliku qararahu. Hidup memang bukan untuk makan, tetapi makan adalah penunjang utama untuk tetap hidup. Anekdot itu menyatakan, tanpa makanan, sering kali logika tak terarah. 

Dalam konsep Islam, tak hanya logika, tetapi menjaga ketahanan pangan, berarti pula mempertahankan lima tujuan syariah (dharuriyat al-khamsah)

Baca juga: Ingin Segala Urusan Dipermudah Allah SWT? Baca Doa dari Alquran Berikut Ini

Ketahanan pangan dalam Islam, dengan demikian bertumpu pada dukungan sekaligus perlindungan penuh terhadap petani, bukan malah memberikan servis berlebihan terhadap para pemilik modal dan hanya akan memberikan output apa yang disebut Alquran dengan istilah dulatan (monopoli, penumpukan) kekayaan bagi segelintir orang. Lalu di mana letak ketahanan pangan jika demikian adanya?

photo
Syahrul mengungkapkan, membangun food estate di lahan rawa tidak mudah. - (Tim Infografis)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement