Rabu 24 Jan 2024 08:28 WIB

UGM Gelar Pelatihan Sekolah Damai dan Antikekerasan untuk Guru

Pelatihan dilatar-belakangi oleh maraknya kasus kekerasan di satuan pendidikan.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Gita Amanda
(Ilustrasi Kekerasan). PSKP UGM menggelar pelatihan tentang Sekolah Damai dan Anti Kekerasan.
Foto: pixabay
(Ilustrasi Kekerasan). PSKP UGM menggelar pelatihan tentang Sekolah Damai dan Anti Kekerasan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada (PSKP UGM) menggelar pelatihan tentang Sekolah Damai dan Anti Kekerasan 22-23 Januari 2024 di kantor PSKP UGM. Pelatihan diperuntukkan bagi manajemen sekolah, terutama Kepala Sekolah. 

Pelatihan ini dilatar-belakangi oleh maraknya kasus kekerasan yang terjadi di tingkat Satuan Pendidikan di Indonesia, akhir-akhir ini. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah menerbitkan Permendikbudristek nomor 46 tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP), yang salah satu poin pentingnya adalah kewajiban 

Baca Juga

pembentukan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di tingkat Satuan Pendidikan. Namun kesenjangan tentang pemahaman para pihak di Tingkat Satuan Pendidikan yang belum komprehensif tentang konsep-konsep kekerasan menjadikan tim yang dibentuk belum mampu berjalan efektif.

Dosen Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik (MPRK) UGM dan Peneliti Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) UGM, Dody Wibowo menjelaskan, pendidikan perdamaian penting diberikan kepada manajemen sekolah karena mereka sebagai pihak yang memiliki tanggung jawab terbesar dalam membuat dan mengambil keputusan untuk mengarahkan sekolahnya.

Peserta tidak hanya mendapatkan bekal pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga didampingi untuk menanamkan nilai-nilai perdamaian dalam cara berpikir (mindset) dari pihak menajemen sekolah.

"Kami berharap, setelah mengikuti pelatihan ini nantinya, manajemen sekolah bisa membentuk tim penanganan kekerasan di sekolah masing-masing dengan lebih baik. Termasuk, dalam melakukan pencegahan terjadinya perundungan atau pun kekerasan dalam bentuk lainnya di sekolah," kata Dody dalam keterangannya, Selasa (23/1/2024).

Pelatihan tersebut diampu oleh Dody Wibowo, Dewi Nugraheni, (psikolog), dan Leony Sahetapiy (pemerhati pendidikan). Adapun materi hari pertama, yakni terkait pengenalan konsep damai, ragam bentuk kekerasan, pemahaman tentang perundungan, dan pengenalan konsep pendidikan perdamaian. Kemudian hari kedua, para peserta mendapatkan ilmu tentang manajemen sekolah yang peduli, budaya sekolah yang damai dan anti kekerasan, mekanisme penyelesaian masalah, serta strategi kegiatan internalisasi nilai-nilai damai dan antikekerasan.

Kelas ini dibuka setiap bulan bagi para manajemen sekolah dari sekolah-sekolah yang memiliki komitmen dalam membangun sekolah yang damai dan anti kekerasan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement