Rabu 17 Jan 2024 15:39 WIB

BMKG Ingatkan Potensi Peningkatan Kecepatan Angin di Jateng Selatan

Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi cuaca ekstrem beberapa hari ke depan.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Kondisi cuaca.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
(ILUSTRASI) Kondisi cuaca.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan soal potensi peningkatan kecepatan angin di wilayah Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan. Khususnya di wilayah Kabupaten Cilacap.

“Berdasarkan pantauan kami, dalam dua hari terakhir angin di wilayah Cilacap cukup kencang. Bahkan, siang ini, pukul 14.30 WIB, kecepatan angin maksimum tercatat 22 knot. Biasanya berkisar enam-tujuh knot,” kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, Rabu (17/1/2024).

Baca Juga

Menurut Teguh, peningkatan kecepatan angin ini merupakan dampak tidak langsung dari Siklon Tropis Anggrek yang terpantau di Samudra Hindia barat daya Sumatra dan bibit Siklon Tropis 99S yang terpantau berada di daratan Australia bagian utara.

Teguh mengimbau masyarakat mewaspadai dampak peningkatan kecepatan angin, seperti pohon tumbang. Menurut dia, kecepatan angin ini juga dapat berdampak terhadap ketinggian gelombang laut.

“Saat ini, tinggi gelombang di laut selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diprakirakan masih masuk kategori tinggi, yang berkisar 2,5-empat meter,” kata Teguh.

Potensi cuaca ekstrem

Teguh juga mengingatkan soal potensi terjadinya cuaca ekstrem pada periode 17-19 Januari 2024, yang dapat memicu bencana hidrometeorologi.

“Berdasarkan rilis yang dikeluarkan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani, Semarang, potensi cuaca ekstrem tersebut dipicu oleh beberapa faktor, antara lain hangatnya suhu muka laut di wilayah perairan Jawa Tengah atau Laut Jawa,” kata Teguh.

Teguh menjelaskan, potensi terjadinya cuaca ekstrem juga dipicu fenomena regional Madden-Julian Oscillation (MJO) di kuadran empat (Maritime Continent), yang berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat. 

Selain itu, terdapat daerah belokan angin di sekitar wilayah Jawa dan labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal diamati di Jateng. “Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yang dapat disertai petir dan angin kencang di beberapa wilayah Jateng pada tanggal 17-19 Januari,” kata Teguh. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement