Selasa 16 Jan 2024 16:18 WIB

Bangunan tak Standar Zero Carbon Beban untuk Generasi Mendatang Wujudkan Climate Justice

Pemilik bangunan berperan penting wujudkan zero carbon dan climate justice.

Rima Ginanjar, Arsitek Spesialis Zero Carbon
Foto: Dok Republika
Rima Ginanjar, Arsitek Spesialis Zero Carbon

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rima Ginanjar, Arsitek Spesialis Zero Carbon

Masa depan kita adalah masa depan yang Net Zero Carbon –baik dalam renovasi bangunan yang sudah ada maupun konstruksi baru. Setiap bangunan yang tidak dirancang dan dioperasikan dengan standar kinerja Zero Carbon menjadi beban yang mahal bagi generasi mendatang.

Konsep Zero Carbon dalam sektor bangunan mencakup pada desain, konstruksi, dan operasi bangunan dengan cara meminimalkan atau bahkan menghilangkan emisi karbon terkait penggunaan energi dan seluruh siklus hidupnya. Penting untuk menyadari owner atau pihak yang membiayai tetap menjadi pusat dalam proses Zero Carbon yang mendesak ini. Karena pemilik melibatkan berbagai macam stakeholder, mereka dapat memberdayakan atau mencegah pencapaian Zero Carbon ini.

Dengan panduan dan pemahaman akan Zero Carbon, owner bisa menciptakan nilai dalam proyek mereka, menghindari aset yang terabaikan atau proyek-proyek yang tidak dapat diwujudkan. Panduan khusus untuk owner terkait bangunan Zero Carbon sangat diperlukan untuk memahami nilai dari bangunan tersebut, terutama dalam cara memspesifikasikannya dalam proyek-proyek mereka.

BACA JUGA: Membangun Masa Depan Berkelanjutan: CCS dan Urgensi Regulasi Arsitektur Zero Carbon

Penting untuk menilai bangunan Net Zero Carbon di luar pertimbangan biaya saja, karena ini memberikan berbagai nilai tambah selama siklus hidupnya. Sebuah studi dari The UK Green Building Council (UKGBC) mengidentifikasi meskipun biaya modal awal bangunan Zero Carbon lebih tinggi dalam beberapa kasus, bangunan tersebut menunjukkan nilai propertinya meningkat melalui premi sewa yang tinggi, periode kosong yang lebih rendah, dan reputasi yang meningkat. Di mana penyewa juga menuntut pembangunan Zero Carbon untuk sejalan dengan komitmen individu atau organisasi mereka.

Secara historis, keberhasilan proyek konstruksi diukur dalam dengan parameter ekonomi semata. Namun, saat ini, tujuan lingkungan maupun sosial menjadi elemen kunci dalam sebuah proyek. Meskipun mencapai Zero Carbon sepenuhnya memiliki rintangan, tujuannya adalah untuk mengurangi emisi karbon dan beralih ke sektor bangunan yang sustainable dan tangguh. Transisi ini melibatkan pendekatan holistik, mempertimbangkan efisiensi energi, integrasi energi terbarukan, bahan rendah karbon, dan analisa seluruh siklus hidup bangunan.

Bangunan Zero Carbon memiliki manfaat di luar mitigasi perubahan iklim; mereka dapat menurunkan biaya energi, meningkatkan energy security atau keamanan energi, menciptakan lapangan kerja hijau, dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Bukan hanya memainkan peran signifikan dalam dorongan global yang rendah karbon, tapi ini adalah bagian dari perjuangan untuk keadilan iklim.

BACA JUGA: Siapakah yang Bertanggung Jawab Atas Emisi Karbon dalam Sebuah Bangunan?

Di saat kita membangun lingkungan binaan yang Zero Carbon bukan hanya penghuni yang akan merasakan manfaatnya, tetapi komunitas di sekitarnya bisa merasakan iklim yang layak untuk dihuni. Koneksi antara keadilan iklim dan arsitektur Zero Carbon perlu disorot karena bisa menjadi kekuatan motivasi yang mendorong kita menuju masa depan yang sustainable untuk semua.

Mari kita membangun lingkungan binaan yang Zero Carbon untuk climate justice (keadilan iklim).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement