Kamis 11 Jan 2024 07:28 WIB

Prabowo: Pemerintah Sepakat Buat Satgas untuk Kaji Giant Sea Wall

Pembangunan tanggul pantai dan muara sungai di Pantura sepanjang 120 km.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
Foto: KPU RI
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto mengatakan sejumlah kementerian bersepakat untuk membentuk gugus tugas atau task force untuk mengkaji pembangunan tanggul raksasa (giant sea wall) di Pantai Utara Jawa. Prabowo menyampaikan, giant sea wall menjadi kebutuhan untuk mengatasi persoalan yang ada di Pantura Jawa.

"Kesimpulan sementara yang kita dengar dari seminar ini bahwa giant sea wall ini harus segera kita mulai untuk mengatasinya dan ini pekerjaan yang besar, tidak cepat tetapi mau tidak mau harus kita mulai," ucap Prabowo saat menyampaikan opening speech pada Seminar Nasional: Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, Melalui Pembangunan Tanggul Pantai Dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall) di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta, Rabu (10/01/2024).

Baca Juga

"Dan Menko Perekonomian (Airlangga Hartarto) dan beberapa menteri lainnya sepakat akan membentuk task force kelompok kerja untuk mengkaji dan mempercepat persiapan-persiapannya," ujar Prabowo.

Dia mengatakan, Pulau Jawa memiliki kontribusinya terhadap produk domestik burto (PDB) sebesar 57,12 persen dan menjadi pusat-pusat perekonomian nasional. Namun demikian, Pulau Jawa khususnya kawasan pesisir Pantai Utara (Pantura) memiliki tantangan mulai persoalan naiknya permukaan air laut, abrasi dan banjir air rob.

"Kita menyadari bagaimana pentingnya pantura Jawa. Dari berbagai lembaga kementerianm BRIN, menggarisbawahi ancaman yang sangat besar yaitu penurunan permukaan tanah karena kondisi geologi dan juga arus kuat dari utara dari laut utara kita. Naiknya permukaan laut," ujar Prabowo.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pengkajian integrasi akan diselesaikan melalui satgas tersebut. Termasuk kementerian maupun lembaga yang terlibat dalam proyek tersebut. "Pengkajian integrasi itu akan diselesaikan melalui task force itu tadi," ujarnya.

Sementara itu, proyek tanggul raksasa saat ini baru ada di wilayah Jakarta dan masih terpisah-pisah atau terbuka. Sehingga, Airlangga mendorong pembangunan tanggul laut yang terintegrasi akan memiliki beragam manfaat.

Airlangga memaparkan, pembangunan giant sea wall di Jakarta juga dibagi menjadi fase A, B, dan C. Pada fase A yakni pembangunan tanggul pantai dan muara sungai kurang lebih sepanjang 120 kilometer (km) yang sudah dimulai, dan ditargetkan selesai pada 2030.

Kemudian fase B untuk di sisi barat sepanjang 20 km dan akan mulai 2030, dan fase C mulai 2040 untuk pembangunan tanggul laut adaptif sisi timur sepanjang 12 km. Untuk total anggaran yang dibutuhkan fase A dan B tanggul ini sekitar Rp 164,1 triliun.

"Sehingga di-launching hari ini oleh Pak Menhan Mungkin ini kita integrasikan semua menjadi sistem yamg terintegrasi dari barat sampe ke timur. Kemudian tentu proyek ini sangat diperlukan dan pendetailan pendanaan kita bahas hari ini," ujar Airlangga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement