Selasa 09 Jan 2024 15:27 WIB

BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

Cuaca ekstrem berupa hujan lebat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus raharjo
Gambar yang diambil dengan efek kecepatan rana lambat menunjukkan orang-orang yang memegang payung di bawah hujan, melintasi jalan yang sibuk di Jakarta, Indonesia, 28 Desember 2022. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia telah mengeluarkan peringatan publik untuk cuaca ekstrem dan kemungkinan bencana alam. bencana di beberapa bagian negara pada 28-30 Desember.
Foto: EPA-EFE/MAST IRHAM
Gambar yang diambil dengan efek kecepatan rana lambat menunjukkan orang-orang yang memegang payung di bawah hujan, melintasi jalan yang sibuk di Jakarta, Indonesia, 28 Desember 2022. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia telah mengeluarkan peringatan publik untuk cuaca ekstrem dan kemungkinan bencana alam. bencana di beberapa bagian negara pada 28-30 Desember.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan kondisi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia sesuai dengan prediksi yang telah dikeluarkan pada 3 Januari 2024 lalu. BMKG memerkirakan, adanya fenomena dinamika atmosfer yang masih aktif, yang dapat memicu potensi cuaca ekstrem, masih perlu diwaspadai hingga satu pekan ke depan.

“Itu sesuai rilis warning BMKG tanggal 3 yang lalu bahwasannya di awal Januari ini harus diwaspadai adanya cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia. Untuk sepekan ke depan masih perlu diwaspadai,” ucap Plt Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani kepada Republika.co.id, Selasa (9/1/2024).

Baca Juga

Andri menerangkan, berdasarkan perkembangan analisa terkini, dalam sepekan ke depan BMKG memonitor terdapat fenomena dinamika atmosfer yang masih aktif di wilayah Indonesia. Dimana, fenomena tersebut dapat memicu potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah.

Dia kemudian memaparkan fenomena-fenomena yang dapat terjadi itu. Pertama, penguatan monsun Asia Musim Dingin atau seruakan dingin alias cold surge dari daratan Asia yang melewati Laut Cina Selatan yang dapat meningkatkan massa udara basah di wilayah Indonesia.

Kedua, fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) dan gelombang atmosfer yang masih aktif di wilayah Indonesia dalam sepekan kedepan dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan. “Kemudian pembentukan sirkulasi angin di wilayah selatan ekuator dapat menyebabkan terjadinya belokan dan perlambatan angin di sekitar Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Itu membuat potensi pertumbuhan awan hujan menjadi lebih intens,” tegas Andri.

Fenomena berikutnya, intensifikasi pola Pusat Tekanan Rendah di wilayah Australia bagian Utara yang berpotensi meningkat menjadi bibit siklon tropis. Itu dapat memicu terjadinya peningkatan curah hujan tinggi di wilayah Indonesia bagian Timur dan meningkatkan potensi angin kencang di wilayah Barat dan tengah Indonesia terutama di periode tanggal 12-15 Januari 2024.

Selain menguraikan fenomena yang masih dapat terjadi sepekan ke depan, Andri juga menjabarkan sejumlah wilayah yang berpotensi hujan sedang hingga lebat pada periode 8-11 Januari 2024. Wilayah itu mencakup Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta.

“Kemudian Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Papua Barat, dan Papua,” ujar dia.

Sementara pada periode 12-15 Januari 2024, wilayah yang berpotensi hujan sedang hingga lebat terdiridari Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatra Selatan, Banten, Kalimantan Barat. Lalu ada Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Papua.

Di samping itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menerangkan, cuaca ekstrem berupa hujan lebat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi di sejumlah daerah. Bencana dengan jenis tersebut berupa banjir dan longsor.

Menurut Guswanto, adanya potensi itu sesuai dengan prakiraan BMKG sebelumnya, di mana potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia perlu diwaspadai selama periode akhir tahun 2023 hingga awal Januari 2024.

“Mencermati perkembangan potensi cuaca saat ini hingga pertengahan Januari 2024, BMKG terus melakukan update monitoring kondisi cuaca untuk mengantisipasi peningkatan cuaca ekstrem,” kata Guswanto lewat keterangannya.

Dia juga menyerukan kepada masyarakat dan instansi terkait agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang hingga sepekan ke depan. Khusus untuk daerah bertopografi curam, bergunung, tebing, atau rawan longsor dan banjir agar tetap waspada terhadap dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem.

“Seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang dan berkurangnya jarak pandang,” ujar Guswanto.

photo
Aman pakai perangkat listrik saat cuaca ekstrem. - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement