Ahad 07 Jan 2024 21:28 WIB

Ganjar Ingatkan Utang-Utang yang Bisa Mematikan RI

Ganjar mendorong penguatan industri pertahanan dalam negeri.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (tengah) beradu gagasan dengan capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat debat capres di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (7/1/2024). Debat ketiga Pilpres 2024 yang diikuti oleh ketiga kandidat calon presiden tersebut bertema pertahanan, keamanan, geopolitik, hubungan internasional dan politik luar negeri.
Foto: Republiika/Putra M Akbar
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (tengah) beradu gagasan dengan capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat debat capres di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (7/1/2024). Debat ketiga Pilpres 2024 yang diikuti oleh ketiga kandidat calon presiden tersebut bertema pertahanan, keamanan, geopolitik, hubungan internasional dan politik luar negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Capres Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan merespons pernyataan capres Prabowo Subianto yang meyakini bahwa utang Indonesia masih dalam batas aman dan dikelola secara hati-hati. 

Menurut Ganjar Pranowo, jika membaca buku 'convention of economic heat man' dari John Perkins bahwa utang-utang itu bisa mematikan sehingga perlu berhati-hati. Terutama, kata Ganjar, pada infrastruktur yang mempunyai risiko tinggi. 

Baca Juga

"Kita mesti hitung betul, kita mesti prudent betul. Karena ini pernah dilakukan dan membikin banyak negara collapse karena utang," ujar Ganjar saat debat ketiga Pilpres 2024, di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (7/1/2023).  

Namun demikian, menurut Ganjar, kalau mau pakai kekuatan dalam negeri, artinya wajib hukumnya mendorong ekonomi tumbuh 7 persen.  Kemudian governance bisa berjalan dengan baik, maka ICOR ( Incremental Capital Output Ratio) bisa turun empat persen. 

"Dan kemudian kita mesti betul-betul antikorupsi. Kalau itu tidak dilakukan, maka tidak akan tumbuh ekonomi yang ada di tempat kita," ujarnya. 

Hanya saja memang, lanjut Ganjar, kalau berbicara pada industri pertahanan, maka mesti dikuatkan industri dalam negeri. "Jadi mohon maaf kaitan dengan utang, no utang no usang. Sehingga alutsita kita betul-betul kita lakukan transfer of technology dari dalam negeri," ujarnya. 

Sementara itu, Anies Baswedan meminta disebutkan saja berapa presentase rasio utang yang ideal untuk di Indonesia. "Kalau hanya mengatakan bahwa kita termasuk yang terbaik berapa angkanya," ujarnya.  

Menurut Anies, rasio utang harus bisa mencapai maksimal angka 30 persen dari GDP. Sehingga RI masi aman di bawah 30 persen. "Dan itu caranya apa, satu menata utangnya. Yang kedua, memperbesar GDP-nya."

Yang tidak kalah penting, kata Anies, adalah melakukan pengembangan skema-skema yang lebih kreatif dalam mencari utang luar negeri, termasuk pelibatan swasta. 

Selanjutnya, memastikan bahwa ada perluasan wajib pajak yg harapannya nanti akan memperkuat juga GDP RI. "Di samping mengurangi kebocoran pajak. Dan utang-utang kita yang kita gunakan untuk aktivitas produktif, jangan utang itu digunakan untuk kegiatan yang nonproduktif, misalnya utang dipakai untuk membeli alutsista bekas oleh kementerian pertahanan. Itu bukan sesuatu yg tepat, justru kita harus sebaliknya kita kerjakan." 

Sebelumnya, Prabowo Subianto mengatakan, rasio utang luar negeri RI terhadap produk domestik RI masih menjadi salah satu terendah di dunia. "Jadi masih kita sekitar berada di 40 persen, sedangkan banyak negara jauh di atas kita," ujar Prabowo. 

Prabowo mengatakan, pengelolaan manajemen utang dilakukan secara prudent, baik dan dengan strategi ekonomi yang tepat, terutama dengan hilirisasi  "Kita bisa dapat keuntungan sebagai bangsa, ini memperkuat posisi tawar kita. Jadi saya kok tidak terlalu khawatir negara lain mau intervensi kita soal utang, kita sangat dihormati, ktia tidak pernah default," kata Prabowo. 

Prabowo mengaku berkeliling di seluruh dunia dan mereka sangat hormat terhadap Indonesia. Mereka memuji karena RI tidak pernah gagal utang. "Dan saya sangat optimistis tapi kembali kita harus punya kekuatan pertahanan yang kuat supaya tidak bisa diintervensi, tidak bisa digertak, tidak bisa diintimidasi," ujarnya.  

"Hanya dengan kekuatan kita akan dihormati dan kita akan amankan kekayaan kita, amankan ekonomi kita, amankan pembangunan kita menuju Indonesia makmur, Indonesia kaya."

Ia menegaskan kembali bahwa pelajaran sejarah manusia yang lemah akan selalu ditindas. "Kita lihat saja yang terjadi di Gaza, kita tidak boleh lemah, kita tidak boleh ditindas oleh negara lain."  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement