Senin 18 Dec 2023 00:46 WIB

Investor Korsel Kerja Sama Pengembangan Tabung Gas Komposit

Kerja sama ini bernilai investasi sekitar Rp 500 miliar.

Petugas mengisi tabung dengan Compressed Natural Gas (CNG) yang akan didistribusikan ke pelanggan di kawasan Mengwi, Badung, Bali, Jumat (4/11/2022).  (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Petugas mengisi tabung dengan Compressed Natural Gas (CNG) yang akan didistribusikan ke pelanggan di kawasan Mengwi, Badung, Bali, Jumat (4/11/2022). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan asal Korea Selatan HNX Co Ltd menjalin kerja sama pengembangan tabung gas komposit di Indonesia dengan menggandeng pengusaha lokal. Sebagai mitra lokal, PT Dinamika Utama Jaya akan mendukung implementasi distribusi tabung gas komposit yang dilakukan pemerintah secara efektif dan tepat sasaran.

CEO PT Dinamika Utama Jaya, Zaenal Aziz, mengatakan pemanfaatan tabung gas komposit menjadi salah satu solusi aman dan efisien bagi masyarakat. Compressed Natural Gas (CNG) merupakan bahan bakar gas yang dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam.  

"Saat ini jumlah CNG cukup berlimpah di Indonesia, relatif aman untuk digunakan masyarakat karena terbuat dari komposit dan tidak mudah  meledak, serta cukup efisien dapat digunakan pemerintah agar pemanfaatannya lebih tepat sasaran," ujarnya.  

Kerja sama pengembangan tabung gas komposit antara korporasi asal Indonesia dan Korea Selatan ini bernilai investasi sekitar Rp 500 miliar. Kerja sama dilakukan melalui dua line industri dengan target awal  menghasilkan kapasitas produksi sekitar 500 ribu tabung gas per tahun. Saat ini jumlah tabung di Indonesia mencapai 60 juta tabung.

Distribusi tabung komposit relatif mudah dilacak penerimaannya dengan memanfaatkan teknologi AI dan QR, serta KTP yang telah terintegrasi dalam data. Hal ini membantu meminimalisasi salah sasaran kelompok masyarakat penerima.

"Kerja sama ini nantinya dapat membantu program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan tabung gas komposit bagi masyarakat. Kami telah melakukan riset bersama sejak 2009," ujar dia menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement