Selasa 12 Dec 2023 20:32 WIB

Sanggah Prabowo di Debat, Anies: Masalah Utama Papua adalah tidak Adanya Keadilan

Anies menegaskan, masalah di Papua bukan kekerasan tapi tidak adanya keadilan.

Rep: Eva Rianti / Red: Andri Saubani
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan berbicara saat menyampaikan visi misi saat debat perdana Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden di Halaman gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (12/12/2023). Debat capres perdana mengangkat tema Hukum, HAM, Pemerintahan, Pemberantasan Korupsi, Penguatan Demokrasi, kerukunan masyarakat, dan pelayanan publik.  Debat tersebut berlangsung selama 120 menit yang terdiri dari 6 segmen dan 18 pertanyaan yang dipandu oleh moderator Ardianto Wijaya dan Valerina Daniel.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan berbicara saat menyampaikan visi misi saat debat perdana Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden di Halaman gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (12/12/2023). Debat capres perdana mengangkat tema Hukum, HAM, Pemerintahan, Pemberantasan Korupsi, Penguatan Demokrasi, kerukunan masyarakat, dan pelayanan publik. Debat tersebut berlangsung selama 120 menit yang terdiri dari 6 segmen dan 18 pertanyaan yang dipandu oleh moderator Ardianto Wijaya dan Valerina Daniel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan mengkritik penjelasan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto mengenai masalah hak asasi manusia (HAM) dan konflik di Papua saat agenda debat perdana capres di Kantor KPU, Selasa (12/12/2023). Anies menitikberatkan masalah di Papua adalah lantaran tidak adanya keadilan di Papua.  

"Masalahnya bukan kekerasan, karena ketika bicara kekerasan di Jakarta saja ada tiga pandangan, ada menanggap ini terorisme, ada yang menganggap ini separatisme, ada yang menganggap ini kriminal. Di kita di Jakarta ada perbedaan pandangan, apa permasalahannya? Masalah utamanya adalah tiadanya keadilan di tanah Papua, itu masalahnya," ungkap Anies.  

Baca Juga

Anies mengatakan, tujuan pemerintah untuk menyelesaikan konflik di Papua tidak tentang meniadakan kekerasan. Lebih dari itu adalah untuk menciptakan keadilan agar damai. 

"Jadi caranya bagaimana? Satu, atas semua peristiwa pelanggaran HAM yang terjadi, dilakukan penyelesaian hingga tuntas, yang kedua  mencegah terjadinya pengulangan dengan memastikan semua yang bekerja di Papua memahami bahwa yang harus dihadirkan bukan tidak ada kekerasan tapi keadilan. Ketiga melakukan dialog dengan semua secara kopartisipatif," jelasnya.  

Diketahui, dalam debat capres, moderator membacakan pertanyaan yang diajukan oleh panelis mengenai tren kekerasan yang meningkat di Papua, sementara masalah keadilan masih belum terselesaikan sehingga konflik masih berlanjut. Pertanyaannya adalah mengenai strategi yang disiapkan untuk menyelesaikan masalah HAM dan konflik di Papua secara komprehensif. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement