Pada Rabu (29/11/2023), Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menggelar kegiatan Sosialisasi Fatwa MUI nomor 83 tahun 2023 tentang Dukungan Terhadap Perjuangan Palestina di Kantor MUI Pusat, Jakarta. Dalam fatwa tersebut, MUI merekomendasikan agar umat Islam menghindari penggunaan produk yang terafiliasi dengan Israel atau boikot.
Dalam kesempatan ini, Ketua MUI bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis menjelaskan alasan MUI mengeluarkan fatwa boikot produk pro Israel tersebut. Menurut dia, anjuran boikot tersebut disampaikan dalam rangka mendukung kemanusiaan di Palestina.
"Konteks anjuran meninggalkan (boikot) produk-produk Israel dan sekutunya adalah dalam konteks dukungan kemanusiaan bagi yang teraniaya di Gaza dan sekitarnya," ujar Kiai Cholil dalam keterangan tertulis, Rabu (29/11/2023).
Bahkan, untuk mendukung kemanusiaan itu, Kiai Cholil mendorong kepada umat Islam yang ahli dalam bidang teknologi dan informasi untuk mencegah genosida yang dilakukan Israel di Jalur Gaza.
"Bahkan sekiranya ada di antara kita yang mampu melakukan penghentian teknologi dan IT Israel untuk mencegah serangannya tentu itu baik dan itu bagian dari upaya perdamaian di Palestina," ucap Kiai Cholil.
Dalam acara ini, Kiai Cholil menjelaskan tentang panggilan iman dan kemanusiaan untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Hak ini sesuai dengan inti dari Fatwa MUI nomor 83 tahun 2023 tersebut.
"Bahwa pokok isi fatwa adalah soal wajibnya mendukung perjuangan Pelestina dan haram hukumnya mendukung agresi Israel," kata Kiai Cholil
Demi dorongan keimanan dan solidaritas kemanusiaan, Pengasuh Ponpes Cendikia Amanah Depok ini pun mengajak kepada seluruh umat Islam untuk mendukung perjuangan kemanusiaan di Palestina.
"Siapapun yang sudah jelas-jelas mendukung Israel maka jangan dipakai dan jangan dibeli produk-produknya karena itu telah memodali dan menguatkan pihak Israel yang anti kemanusiaan dan keadilan serta menyerang anak-anak tak berdoa dan perempuan," kata Kiai Cholil.
Peluang UMKM
Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) menyatakan, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bisa mengambil peluang dari momentum boikot produk pro Israel yang tengah gencar dilakukan sebagian warga di Tanah Air. UMKM dinilai bisa mengisi beberapa kekosongan produk yang dibutuhkan masyarakat.
"UMKM akan menjadi peluang tersendiri. Walau kita enggak bisa membenarkan di atas kesulitan orang kita bisa mengambil keuntungan," ujar Sekretaris Deputi Bidang UKM Kemenkop Koko Haryono kepada wartawan di Jakarta, Rabu (29/11/2023).
Ia menuturkan, banyak produk yang diboikot masyarakat seperti produk air mineral dan ayam. Maka UMKM bisa masuk ke sana, karena sudah banyak pelaku usaha yang bergerak di bidang tersebut.
Meski begitu, kata dia, Kemenkop tidak memiliki program khusus guna mendorong UMKM mengambil peluang dari momentum boikot. "Saya rasa masih normatif saja, kita dorong program pemerintah tapi tidak secara spesifik untuk mengisi kekosongan itu," jelasnya.
Menurutnya jika ada suplai maka ada permintaan. Jadi ia menegaskan, masyarakat berhak memilih produk yang akan dibeli. Koko melanjutkan, UMKM pun terdampak aksi boikot produk pro-Israel. Dikatakan, ada beberapa pelaku UMKM yang mengalami penurunan penjualan.
Hanya saja ia belum bisa menyebutkan angka rincinya, karena belum terdapat data pasti soal penurunan tersebut. "Penjualan UMKM tertentu mungkin ada yang menurun, karena mereka-mereka (UMKM) semacam supplier dari perusahaan-perusahan (yang diboikot) itu," tuturnya.