Sabtu 25 Nov 2023 18:24 WIB

BUMN Dorong Tata Kelola Riset dan Inovasi Menuju Indonesia Emas

Riset dan inovasi di BUMN menjadi faktor utama mendorong pertumbuhan ekonomi.

Diskusi publik bertema “Mendorong Tata Kelola Riset dan Inovasi yang Baik di BUMN Dalam Rangka Menuju Indonesia Emas” yang diselenggarakan Universitas Djuanda bersama PT Dinamika Nusantara Abadi pada 22 November 2023 di Gedung C, Universitas Djuanda, Bogor.
Foto: universitas djuanda
Diskusi publik bertema “Mendorong Tata Kelola Riset dan Inovasi yang Baik di BUMN Dalam Rangka Menuju Indonesia Emas” yang diselenggarakan Universitas Djuanda bersama PT Dinamika Nusantara Abadi pada 22 November 2023 di Gedung C, Universitas Djuanda, Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Perkembangan zaman turut mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia untuk menjadi salah satu pusat riset dan inovasi yang bertujuan untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Riset dan inovasi di dalam BUMN telah menjadi faktor utama yang diharapkan dalam mendorong dan membangun fondasi yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Djuanda, Prof Sri Harini mengatakan, riset dan inovasi tidak bisa dilepaskan dari pembicaraan mengenai talenta yang dimiliki oleh setiap sumber daya manusia. Manajemen talenta dalam hal peningkatan kapasitas SDM menjadi penting dilakukan karena bertujuan untuk membentuk manusia unggul dan berbudaya, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Peningkatan kapasitas atau talenta setidaknya dapat dilakukan dengan beberapa hal, yaitu edukasi dan pelatihan, mentoring, pembentukan generasi masa depan, dan pembentukan pemimpin organisasi dan perusahaan," kata Prof Sri Harini dalam diskusi publik bertema “Mendorong Tata Kelola Riset dan Inovasi yang Baik di BUMN Dalam Rangka Menuju Indonesia Emas” yang diselenggarakan Universitas Djuanda bersama PT Dinamika Nusantara Abadi pada 22 November 2023 di Gedung C, Universitas Djuanda, Bogor.

Tujuan diskusi tersebut digelar untuk mendiskusikan peran kunci inovasi dan tata kelola riset di dalam BUMN serta bagaimana peran kunci tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional menuju program Indonesia pada tahun 2045 yaitu Indonesia Emas. Pada acara ini dihadiri oleh berbagai pihak sebagai narasumber, mulai dari akademisi, pejabat BUMN, hingga masyarakat yang seringkali bergelut di dalam dunia riset.

Pro Sri mengatakan, dalam upaya mewujudkan tata kelola riset dan inovasi yang baik dalam menuju Indonesia Emas, ada beberapa hal yang kemudian menjadi fokus utama pembahasan diskusi. Pertama, peningkatan kapasitas SDM.

Kedua, usaha membangun ekosistem riset yang sehat dan baik. "Salah satu masalah yang seringkali terjadi dalam proses riset dan inovasi adalah belum terbentuknya ekosistem yang baik, sehingga kita bisa dengan mudah menemukan banyak masalah, seperti misalnya tindakan korupsi dalam riset, riset-riset yang tidak dilakukan berdasarkan kebutuhan, serta sumber daya manusia yang tidak profesional."

Dalam diskusi ini, dijelaskan bagaimana upaya membangun ekosistem riset yang baik. Dr. Bambang Widjojanto, mengatakan ekosistem riset salah satunya dapat dibangun dengan beberapa cara. Pertama, adanya kepatuhan terhadap hukum. "Kedua, riset yang akan dilakukan harus dipastikan tidak menyebabkan kerugian dan kerusakan terhadap lingkungan. Ketiga, riset yang dilakukan jangan mengganggu agenda pembangunan," kata Dr Bambang.

Di sisi lain, ekosistem yang juga harus dibangun bersamaan dengan ekosistem riset adalah ekosistem lingkungan. Hal itu meliputi fasilitas dan sarana prasarana. "Selain itu riset harus mampu menjawab masalah-masalah secara keseluruhan hingga akar masalah, karena dengan begitu riset tersebut memang benar-benar dilakukan sesuai dengan kebutuhan."

Penguatan perencanaan riset dan inovasi secara strategis menjadi penting. Karena, kata Dr Bambang, perencanaan yang baik terhadap kegiatan riset dan inovasi akan menciptakan ekosistem yang kondusif sekaligus menjawab berbagai kebutuhan yang ada.

Dalam konteks BUMN, Vice President Planning and Commercial Pertamina, Ahmad Azhar. S.T., M.B.A  menyebutkan dalam melakukan riset, Pertamina berusaha untuk mengetahui apa saja yang memang dibutuhkan untuk disesuaikan. "Menurutnya hal itu menjadi salah satu cikal bakal bagaimana kami menentukan perencanaan," kata Ahmad.

Perencanaan itulah yang kemudian menjadi penting, karena perencanaan yang terkendali dengan mempertimbangan ketentuan dalam setiap tahap penelitian dan pengembangan dapat mencegah riset-riset yang dilakukan pemerintah maupun BUMN dikapitalisasi secara berlebihan. Dengan fokus-fokus yang telah dibahas dalam diskusi tersebut, tentunya itu dapat menjadi pijakan awal dalam mendorong tata kelola riset dan inovasi yang baik untuk mencapai tujuan Indonesia Emas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement