Ahad 19 Nov 2023 22:11 WIB

PSI: Banyak Orang Bersih, Tapi Percuma Kalau Partainya tak Punya Nilai Sama

PSI sebut Ahok yang dinilai tak mampu hentikan korupsi e-KTP.

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie (kiri) menjawab pertanyaan soal sikap partainya yang langsung menetapkan putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep menjadi Ketua Umum PSI periode 2023-2028, di Djakarta Theater, Jakarta, Senin (25/9/2023) malam.
Foto: Republika/ Nawir Arsyad Akbar
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie (kiri) menjawab pertanyaan soal sikap partainya yang langsung menetapkan putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep menjadi Ketua Umum PSI periode 2023-2028, di Djakarta Theater, Jakarta, Senin (25/9/2023) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie berpendapat bahwa politisi bersih yang pintar dan baik harus diiringi dengan ketegasan partai. Sebab, menurut Grace, politik merupakan kerja kolektif.

"Ternyata enggak cukup anggota dewan itu banyak yang pintar, banyak orang yang baik, banyak orang yang bersih, tetapi kalau partainya tidak satu nilai dengan dia maka percuma ada orang yang bersih dan bagus di situ,” kara Grace saat bertemu tokoh lintas agama dan muda-mudi di Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu.

Baca Juga

Grace kemudian mencontohkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat masih bertugas di Komisi II DPR RI. Kala itu, kehadiran Ahok tidak bisa membendung terjadinya korupsi e-KTP yang menjerat anggota dewan di komisi itu.

"Ada Pak Ahok di situ antara lain, tapi ternyata dia tidak bisa menghentikan kasus korupsi e-KTP. Kasus itu terjadi dan banyak anggota Komisi II yang kena dan ditangkap oleh KPK. Apakah itu artinya kurang orang baik, kurang orang pintar? Saya kira enggak," ucapnya.

Dia menuturkan bahwa partai sebagai rumah dari organisasi politik seharusnya memiliki spirit yang sama dengan politisi atau kader mereka.

"Kalau memang orangnya pinter, rumahnya salah maka percuma karena yang berlaku itu bukan jawaban atau sikap dari orang per orang, melainkan organisasinya secara kolektif memutuskan apa," katanya.

Grace pun menyebut PSI memiliki kebijakan yang tegas mengenai pemberantasan korupsi dan partainya pernah memecat kader yang sempat melenceng dari spirit antirasuah. “Di PSI, kita punya policy (kebijakan) yang sangat saklek. Jadi, ada satu orang yang diberhentikan karena memilih untuk sama dengan yang lain dalam hal pertanggungjawaban soal keuangan yang lazim dilakukan oleh anggota dewan lain, tapi di PSI enggak boleh," katanya.

Menurut dia, jika kader dibiarkan mengambil uang kecil maka yang bersangkutan memiliki potensi untuk mengambil uang yang lebih besar. Dalam kondisi ini, ketegasan partai diperlukan.

"Dengan adanya kesamaan nilai, bukan cuma orang baik yang bisa kita dorong, tetapi dia akan terus baik ketika di luar karena rumahnya baik," ujar Grace.

Grace mengatakan hal itu menjawab pertanyaan audiens, yakni Libertus dari Ikatan Mahasiswa Dayak, yang bertanya perihal cara PSI untuk meyakinkan pemuda bahwa partainya yang terbaik dalam hal mewakili rakyat.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement