Rabu 15 Nov 2023 12:37 WIB

Isu Nonton Porno, Pengamat UGM: Berdampak ke Pemilih Muslim Konservatif

Isu ini berefek kecil ke pemilih sekuler.

Isu Ganjar suka nonton video porno akan berampak ke pemilih muslim konservatif. Foto ilustrasi unjuk rasa anti-pornografi
Foto: Republika
Isu Ganjar suka nonton video porno akan berampak ke pemilih muslim konservatif. Foto ilustrasi unjuk rasa anti-pornografi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengamat Politik dari Universitas Gadjah Mada, Nyarwi Ahmad, mengatakan isu Ganjar suka nonton video porno akan berampak ke pemilih muslim konservatif. Isu moralitas menjadi isu yang sering dipakai dalam kontestasi politik.

Nyarwi mengatakan isu suka nonton video porno bagi kalangan pemilih muslim konservatif menjadi isu penting. Tapi bagi kalangan masyarakat sekuler, isu pornografi dianggap tidak penting.

“Karakter personal Ganjar yang pernah menyatakan suka nonton film porno itu akan punya dampak di pemilih muslim yang punya nilai-nilai konservatif, tapi kecil ke pemilih dari kalangan muslim moderat apalagi sekuler,” ungkap Nyarwi, Rabu (15/11/2023).

Meski demikian, lanjut Nyarwi, isu moralitas tetap menjadi isu yang sering dipakai dalam persaingan politik. Seperti moralitas yang sebenarnya bisa muncul dari berbagai aspek, seperti agama, ketatanegaraan, hingga isu korupsi.

“Hanya seringkali (isu moralitas) dipersempit dalam isu-isu agama. Dan karena pemilih Indonesia rata-rata muslim maka diyakini relevan,” papar Nyarwi.

Jika dikaitkan dengan moralitas keislaman, menurut Nyarwi, maka masyarakat bisa berpikir secara rasional atau emosional. Jika dari sisi emosional maka yang akan dilihat adalah ritual keagamaan kandidat.

“Tapi kalau dari sisi rasional, maka yang dilihat adalah capres yang memiliki keberpihakan nyata terhadap kebijakan, program muslim. Memberi perhatian dan keberpihakan pada pendidikan masyarakat muslim yang masih di bawah, ekonominya masih menengah ke bawah, ” papar Nyarwi.

Dari sisi emosional maka masyarakat akan mempertanyakan pantas tidak seorang pemimpin suka nonton film porno. “Tapi itu kan bisa saja kebiasaan di masa lalu. Sekarang mungkin tidak (suka nonton porno),” kata Nyarwi.

Memang dibanding kasus lain, menurut Nyarwi, isu suka nonton film porno lebih ringan dibanding isu pornografi lainnya. Karena di pilkada juga banyak beredar video porno kandidat calon kepala daerah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement