Kamis 09 Nov 2023 15:46 WIB

KKP dan Kementerian Koperasi Libatkan UMKM Garap Rumput Laut

Rumput laut mengandung nilai ekonomi yang tinggi meningkatkan kesejahteraan pesisir.

Komunitas Nelayan Pesisir Lampung menggelar edukasi budi daya rumput laut.
Foto: Dok. Web
Komunitas Nelayan Pesisir Lampung menggelar edukasi budi daya rumput laut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal (Dirjen) Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Budi Sulistiyo menyebutkan, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

Hal itu disampaikan terkait potensi rumput laut yang bisa menjadi substitusi gandum yang hingga kini masih mengandalkan impor.

Baca Juga

"Kalau pembicaraan awal sudah ya, nanti pembicaraan lebih lagi," ujar Budi Sulistiyo saat ditemui di Muara Baru Jakarta Utara, Kamis (9/11/2023).

Budi mengungkapkan Indonesia mampu menghasilkan rumput laut basah sebesar 9 juta ton per tahun, sementara untuk ekspor dapat mencapai 4 juta ton rumput laut basah.

"Kalau ekspor, kalau dibasahkan sekitar 4 juta ton," ujarnya.

Kebutuhan dalam negeri juga disebutnya memiliki kuantitas yang hampir sama sekitar 4 juta ton per tahun.

Budi Sulistiyo mengatakan, sebanyak 80 persen hasil rumput laut Indonesia diekspor dalam bentuk kering, sementara 20 persen dalam bentuk olahan atau hilirisasi.

"Nilai ekonomi, nilai dari sekarang ini bahwa hasil rumput laut selama ini kan mungkin komposisi yang diekspor itu 80 persen dalam bentuk kering, 20 persen dalam bentuk olahan. Ini kalau kita tingkatkan pengolahan di dalam negeri, maka nilai itu bisa lebih tinggi," ujar Budi.

Menurut dia, pemerintah tengah mengupayakan agar hilirisasi rumput laut dapat segera terealisasikan.

KKP tengah menyiapkan proyek percontohan (modelling) di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, seluas 400 hektare dengan target realisasi tahun 2023 ini.

Adapun Indonesia berdasarkan data BPS pada 2022 telah mengekspor rumput laut ke China sebesar 194.395,2 ton dengan nilai sebesar 336,762 juta dolar AS.

Disusul Korea Selatan sebesar 7.813,9 ton senilai 15,809 juta dolar AS, kemudian Vietnam sebesar 6.138,2 ton dengan nilai sebesar 4,776 juta dolar AS.

Dengan potensi itu, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menilai, Indonesia memiliki potensi sektor kelautan sangat besar, termasuk memiliki komoditas unggulan berupa rumput laut yang potensial menjadi penggerak hilirisasi nasional.

"Negara kita masih mengimpor gandum cukup besar, padahal riset menyebutkan sebesar 30 persen gandum bisa disubstitusi dari olahan rumput laut. Jika potensi ini terus dimaksimalkan, Wakatobi bisa menjadi penghasil rumput laut nomor satu dunia," kata Teten.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement