Senin 06 Nov 2023 13:09 WIB

Bawaslu Ingin Ciptakan Pemilu Damai yang Berintegritas

Festival TIK 2023 di Semarang menggelar budaya wayang kulit untuk memberantas hoaks.

Pagelaran budaya wayang kulit untuk memberantas hoaks menjelang Pemilu 2024.
Foto: Republika.co.id
Pagelaran budaya wayang kulit untuk memberantas hoaks menjelang Pemilu 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhelatan budaya menjadi salah satu cara dalam menyampaikan sebuah pesan. Pagelaran budaya menjadi salah satu rangkaian Festival TIK ke-12 tahun 2023 bertema 'Berantas Hoax Menuju Pemilu Damai 2024'.

"Kita memang ingin menciptakan pemilu yang damai, berkeadilan dan bermartabat serta berintegritas, sementara kata damainya bisa kita lihat jika sebuah pemilu berintegritas itu sudah pasti damai," kata Koordinator Divisi Humas, Data, dan Informasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sosiawan di Kampus 4 Universitas PGRI Semarang, akhir pekan kemarin.

Sosiawan mengingatkan, untuk melakukan pengawasan dan penindakan terhadap aparatur sipil negara (ASN) yang harus netral, Bawaslu terus melakukan monitoring. Pihaknya juga tidak segan melakukan peringatan jika ada ASN yang kedapatan condong memihak capres tertentu.

"Banyak sekali kegiatan kami, ada pengawasan dan penindakan, misalnya saat ini sudah banyak laporan-laporan yang masuk, di mana terdapat indikasi suatu daerah yang ASN-nya atau aparat desa yang mendukung atau tidak netral, Bawaslu nanti akan melakukan pencegahan, kalau bisa dicegah akan lebih bagus, tapi di samping itu juga terdapat penindakan," kata Sosiawan.

Di samping hal itu, Sosiawan sebagai perwakilan Bawaslu juga melakukan beberapa langkah untuk mewujudkan pemilu yang adil integritas dan damai. Salah satunya, dengan melakukan pemetaan kerawanan Pemilu 2024.

"Di dalam upaya kami untuk mewujudkan pemilu yang adil integritas dan damai, pertama netralitas ASN, TNI, dan Polri, yang punya tingkat kerawanan tinggi. Yang perlu kita waspadai juga politik uang juga memiliki kerawanan. Termasuk disitu adalah penggunaan media sosial, yaitu hoax dan kampanye hitam," ujar Sosiawan.

Wakil Rektor IV Universitas PGRI Semarang, Nur Khoiri menerangkan, terdapat beberapa unsur di dalam kampus, seperti dosen dan mahasiswa, yang bisa bertindak sebagai fasilitator agar tercipta damai dalam Pemilu 2024. "Seperti yang disampaikan oleh Bawaslu tadi, Pemilu 2024 adalah satu tugas kampus lagi sebagai fasilitator, kalau sebelumnya kami sebagai fungsi kontrol," kata Nur.

Festival TIK 2023 yang mengangkat tema 'Manunggaling Kawula Digital' bermakna menyatunya pengguna (user) dengan teknologi digital dalam

penyelenggaraan Festival TIK tahun 2023 di Kota Semarang.Dia pun mengajak semua elemen masyarakat ikut mensukseskan Pemilu 2024.

"Kita ingin Festival Digital atau Festival TIK ini tidak hanya dinikmati oleh Relawan TIK saja, tetapi juga bisa dinikmati oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, kita akan tampilkan kesenian wayang kulit," ujar Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan Bambang Tri Santoso.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement