Selasa 31 Oct 2023 22:26 WIB

Guru Harus Jadi Pemantik Nilai Keteladanan

Guru harus banyak berinovasi dalam mengajar di sekolah.

Guru mengajarkan siswa membaca huruf braile saat hari pertama sekolah di SLB Negeri Sejahtera, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (17/7/2023). Sebanyak 18 siswa yang terdiri dari tuna netra, tuna rungu, tuna grahita dan tuna daksa di SLB tersebut mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada tahun ajaran 2023/2024.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Guru mengajarkan siswa membaca huruf braile saat hari pertama sekolah di SLB Negeri Sejahtera, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (17/7/2023). Sebanyak 18 siswa yang terdiri dari tuna netra, tuna rungu, tuna grahita dan tuna daksa di SLB tersebut mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada tahun ajaran 2023/2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nunuk Suryani mengatakan guru harus bisa menjadi pemantik nilai-nilai keteladanan bagi masyarakat yang ada di sekitarnya.

“Ilmu yang didapat para guru selama mengikuti pendidikan semestinya menjadi pemantik nilai-nilai keteladanan yang diterapkan pada lingkungan sekitar dimulai dari yang kecil hingga yang lingkupnya lebih luas,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Baca Juga

Nunuk menuturkan nilai-nilai keteladanan yang dimaksud adalah ilmu yang didapat para guru melalui pelatihan-pelatihan termasuk pelatihan Guru Penggerak yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek.

Ia menjelaskan Kemendikbudristek selama ini berupaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia melalui kebijakan Merdeka Belajar termasuk pelatihan Guru Penggerak.

"Fleksibilitas guru dalam berinovasi terhadap sistem dan model pembelajaran melalui Merdeka Belajar semakin didukung oleh program Guru Penggerak," katanya.

Meski demikian, guru-guru yang mengikuti program Guru Penggerak harus bersedia untuk menyebarkan ilmu-ilmunya kepada masyarakat terutama kepada guru yang tidak mengikuti program ini.

Hal itu, kata dia, karena program Guru Penggerak memberikan kemerdekaan pada semua aktor pendidikan untuk bekerja mengekspresikan daya upayanya dengan tujuan peningkatan mutu pendidikan.

“Dalam pendidikan Guru Penggerak selalu disampaikan bahwa setelah selesai dari Guru Penggerak apa yang harus saya lakukan?” kata Nunuk.

Founder Gerakan Sekolah Menyenangkan Muhammad Nur Rizal mengatakan adanya krisis besar yang mungkin tidak disadari namun ada di sekeliling yakni krisis Sumber Daya Manusia (SDM).

“Ketika manusia atau guru-guru kita tidak menemukan passion dan talentanya sendiri maka mereka tidak mencintai pekerjaannya,” kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement