REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon, Jawa Barat, menentukan jadwal Gerakan Pangan Murah (GPM) itu dilaksanakan dua pekan sekali dan mulai diterapkan pada awal November 2023, guna membantu warga mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.
"GPM yang memang kami sudah merencanakan dua minggu sekali. Nanti kemungkinan mulai bulan November," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Cirebon Elmi Masruroh di Cirebon, Selasa (24/10/2023).
Elmi menuturkan, sebelumnya kegiatan itu hanya dilakukan sebulan sekali tetapi melihat banyaknya warga di Kota Cirebon yang membutuhkan bahan pangan murah dan berkualitas, maka ia memutuskan rutin menyelenggarakan GPM.
Pada prinsipnya, kata dia, pelaksanaan GPM di Kota Cirebon merupakan solusi untuk membantu masyarakat sekaligus menstabilkan harga pangan di pasaran, khususnya beras. Ia mengungkapkan dari pelaksanaan GPM di beberapa kecamatan, kegiatan itu telah berhasil menekan harga beras meskipun belum sampai menyentuh Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Kalau beras masih konstan harganya, tidak naik signifikan tapi masih tinggi. HET untuk beras medium Rp 10.900 per Kg, sekarang masih di angka Rp 12 ribu. Paling tidak upaya pengendalian harga ini bisa menekan agar angkanya tidak naik tinggi lagi," kata Elmi.
Elmi menyampaikan GPM dilaksanakan setiap dua pekan sekali yang digelar dengan mekanisme sederhana. Nantinya di lokasi GPM, ia menyediakan beberapa tenda yang bisa dipakai oleh sejumlah vendor untuk menjual bahan pangan dengan harga murah.
Langkah penyederhanaan itu dilakukan supaya masyarakat dapat langsung melakukan transaksi untuk membeli bahan pangan, utamanya beras medium Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP). "Nanti lebih sederhana, jadi langsung jual-beli saja. Masyarakat bisa melakukan transaksi. Rencananya 10 ton per penyelenggaraan," ucap dia.