REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Keberadaan sampah kain yang sempat menumpuk di Pantai Cibutun, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi hingga kini masih misterius sumbernya. Hingga kini petugas gabungan Polres Sukabumi dan Kodim 0622 Kabupaten Sukabumi masih mendalami keberadaan sampah kain tersebut.
"Belum ada informasi (terkait sampah kain)," ujar Dandim 0622 Kabupaten Sukabumi Letkol Inf Anjar Ari Wibowo kepada Republika, Selasa (17/10/2023). Sebelumnya dandim bersama kapolres dan bupati Sukabumi menelusuri sampah kain dengan susur Sungai Cimandiri, Sabtu (7/10/2023) lalu.
Penyusuran dimulai dari Muara Cimandiri hingga enam kilometer ke area Bagbagan, perbatasan Desa Citarik Kecamatan Palabuhanratu dengan Desa Cidadap Kecamatan Simpenan. Langkah tersebut menyikapi viralnya tumpukan sampah di Pantai Cibutun Kecamatan Simpenan yang mayoritas potongan kain.
Di sisi lain Anjar menerangkan, pekerjaan pembersihan sampah yang dilakukan dengan menggunakan alat berat oleh jajaran TNI telah usai dilaksanakan. Hal itu sesuai target yang dilaksanakan yakni mulai 4 sampai 14 Oktober 2023 kemarin.
Anjar menuturkan, 80 persen kondisi sampah yang sebelumnya menumpuk dan berserakan berhasil dibersihkan. Meski saat ini diakuinya memang belum selesai secara keseluruhan dan sisa yang ada bisa dikerjakan secara manual.
"Terkait sampah kain itu masih dalam penyelidikan," ujar Kapolres Sukabumi AKBP Maruly Pardede kepada wartawan, Jumat (6/10/2023). Dari kemarin hingga sekarang tim gabungan baik dari intel Kodim dan Polres Sukabumi serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sedang melakukan pendalaman.
Terutama kata Maruly, dalam pengumpulan alat bukti dari segala bahan yang ada yang akan disatukan dan dianalisa. Nanti pada puncaknya pada forkompimda Kabupaten Sukabumi akan melaksanakan penyisiran lokasi-lokasi yang dilaporkan dari hasil investigasi itu mana saja yang akan didatangi.
Maruly menuturkan, aparat pemerintah baik dari Kodim 0622, polres dan Pemkab serta warga sekarang sembangatnya adalah supaya semua sama-sama menjaga lingkungan. Dalam artian bukan hanya menjaga di hilirnya seperti ada sampah dibersihkan seperti ini.
Akan tetapi lanjut Maruly, semangatnya bagaimana seluruh masyarakat dengan tujuan yang sama dengan membuang sampah pada tempatnya. Tidak lagi membuang ditempat yang tidak disediakan seperti sungai.