REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masalah hidup selalu ada. Hal tersebut menjadi bumbu yang membuat kehidupan semakin berwarna. Namun masalah hidup juga dapat menjerumuskan orang ke dalam kecemasan hingga membuat seseorang mengalami halusinasi.
Banyaknya pikiran tentang harapan yang belum terwujud maupun peristiwa yang tidak mengenakkan hati menjadi masalah hidup.
Berikut ini merupakan doa yang didapat dibaca agar seseorang mendapatkan ketentraman dalam hatinya, dan diangkat kesedihan dari dirinya saat menghadapi masalah hidup:
اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ ابْنُ عَبْدِكَ ابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِي بِيَدِكَ ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاءُكَ أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي ، وَنُورَ صَدْرِي ، وَجَلاءَ حُزْنِي ، وذَهَابَ هَمِّي
Allohumma inni ‘abduk, ibnu ‘abdik, ibnu amatik, naashiyatii biyadik, maadhin fiyya hukmuk, ‘adlun fiyya qodhoo-uk. as-aluka bikullismin huwa lak, sammay-ta bihi nafsak, aw anzaltahu fii kitaabik, aw ‘allamtahu ahadan min kholqik, awista’tsarta bihi fii ‘ilmil ghoibi ‘indak. an taj’alal qur’aana robii’a qolbii, wa nuu-ro shodrii, wa jalaa-a huznii, wa dzahaaba hammii.
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu (Adam) dan anak hamba perempuan-Mu (Hawa). Ubun-ubunku di tangan-Mu, keputusan-Mu berlaku padaku, ketentuan-Mu kepadaku pasti adil. Aku mohon kepada-Mu dengan setiap nama (baik) yang telah Engkau gunakan untuk diri-Mu, yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau khususkan untuk diri-Mu dalam ilmu gaib di sisi-Mu. Mohon jadikan Alquran sebagai penenteram hatiku, cahaya di dadaku, pelenyap duka, dan penghilang kesedihanku. (HR. Ahmad, 1:391 dan 1:452, dari ‘Abdullah)