REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin mengatakan, calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo akan dipilih sesuai kebutuhan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Semua bisa kemungkinan terjadi dari tokoh Nahdlatul Ulama (NU) atau tidak.
"Ya soal Ganjar memilih cawapres dari NU atau tidak kan tergantung kebutuhan. Tergantung kebutuhan dari PDIP," kata Ujang saat dihubungi Republika pada Sabtu (7/10/2023).
Kemudian, ia melanjutkan perspektif dari masyarakat kalau pemilih Indonesia mayoritas harus NU. Sehingga, dibuat pembenaran cawapresnya harus NU.
"Ya tidak juga. Cawapres bisa NU atau tidak sesuai kebutuhan kemenangan. Tunggu saja," kata dia.
"Ya kalau berjodoh dengan NU. Bisa ya atau tidak. Kita tunggu saja siapa," kata dia, menambahkan.
Sebelumnya diketahui, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa nama bakal cawapres untuk Ganjar Pranowo sudah ada. PDIP tinggal menunggu momentum yang tepat untuk mengumumkan cawapres untuk Ganjar.
"Ya, nama sudah ada, ya kan tunggu tanggal mainnya saja dari Ibu Megawati Soekarnoputri," ujar Hasto di sela rapat kerja nasional (Rakernas) IV PDIP, di Jakarta International Expo, Jakarta, Jumat (29/9/2023).
Nama bakal cawapres Ganjar diisukan tinggal beredar di antara dua nama, yakni Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. Namun, Hasto enggan mengkonfirmasi dua nama tersebut.
Kendati demikian, ia mengatakan bahwa nama bakal cawapres untuk Ganjar sudah dikonsultasikan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pada momentum yang tepat, nama tersebut tentu akan diumumkan ke publik.