Selasa 03 Oct 2023 15:39 WIB

Kerugian Kebakaran Bromo Akibat Flare Pre-Wedding Ditaksir Rp 8,3 Miliar

Nilai kerugian tersebut belum termasuk upaya pemadaman api.

Sisa kebakaran di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur, Sabtu (30/9/2023). Pascakebakaran lahan imbas suar pada Rabu (6/9/2023) silam rerumputan mtumbuh kembali di kawasan TNBTS. Namun, lansekap lembah TNBTS menjadi terlihat semua karena rumput ilalang yang tinggi habis terbakar. Sementara itu, di lokasi awal kebakaran imbas suar dipasang penanda oleh warga setempat. Pelaku wisata di Bromo berharap akhir tahun bukit yang terbakar sudah menghijau kembali.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Sisa kebakaran di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur, Sabtu (30/9/2023). Pascakebakaran lahan imbas suar pada Rabu (6/9/2023) silam rerumputan mtumbuh kembali di kawasan TNBTS. Namun, lansekap lembah TNBTS menjadi terlihat semua karena rumput ilalang yang tinggi habis terbakar. Sementara itu, di lokasi awal kebakaran imbas suar dipasang penanda oleh warga setempat. Pelaku wisata di Bromo berharap akhir tahun bukit yang terbakar sudah menghijau kembali.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) mencatat bahwa nilai kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang dipicu penggunaan suar atau flare mencapai Rp 8,3 miliar.

Ketua Tim Data Evaluasi Kehumasan Balai Besar TNBTS, Hendra, saat dikonfirmasi di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa mengatakan bahwa nilai total kerugian akibat karhutla tersebut mencakup sejumlah aspek.

"Untuk nilai estimasi kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan mencapai Rp 8,3 miliar dengan luasan area kurang lebih 989 hektare," kata Hendra.

Hendra menjelaskan, nilai kerugian tersebut merupakan dampak penutupan kawasan taman nasional Bromo Tengger Semeru akibat kebakaran hutan dan lahan terhitung sejak pada periode 6-14 September 2023.

Menurutnya, nilai kerugian tersebut mencakup biaya pemadaman darat kurang lebih sebesar Rp 216 juta dan kerugian akibat hilangnya habitat dengan pendekatan biaya pemulihan ekosistem senilai Rp 3,26 miliar.

"Kemudian, kerugian akibat hilangnya jasa rekreasi hingga 14 September 2023, diperkirakan sebesar Rp 4,87 miliar," katanya.

Sebagai informasi, kawasan taman nasional tersebut ditutup pada 6-18 September 2023 akibat peristiwa kebakaran hutan dan lahan itu. Proses pemadaman sendiri dilakukan pada 6-14 September 2023, dengan mengerahkan ratusan personel gabungan.

Nilai kerugian tersebut, belum termasuk upaya pemadaman api yang mengerahkan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang mengirimkan sejumlah helikopter untuk operasi water bombing.

Pada 6 September 2023, kebakaran besar terjadi di kawasan tersebut karena ulah pengunjung yang menggunakan flare atau suar untuk kepentingan pengambilan gambar yang dilakukan sekelompok pengunjung. Sejak saat itu, akses wisata kawasan Bromo ditutup untuk wisatawan.

Kawasan Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur. Pada 2022, tercatat dikunjungi sebanyak 318.919 wisatawan, yang terbagi dari 310.418 pengunjung merupakan wisatawan nusantara dan sebanyak 8.501 merupakan wisatawan asing.

Dari total jumlah kunjungan wisatawan ke Bromo sepanjang 2022 tersebut, ada Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp 11,65 miliar, yang meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak Rp 4,85 miliar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement