REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Daya tawar yang dimiliki Menteri BUMN Erick Thohir untuk dapat diusung sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada Pilpres 2024, semakin kuat. Erick dinilai sosok paling potensial terusung jadi cawapres pendamping Prabowo Subianto.
Direktur Eksekutif Ethical Politics, Hasyibulloh Mulyawan menilai, potensi Erick dapat diusung sebagai cawapres mendampingi Prabowo semakin terbuka lebar. Meski ada Partai Demokrat yang bergabung ke Koalisi Indonesia Maju, namun Erick tetap mendapat dukungan kuat Partai Amanat Nasional (PAN).
"Masuknya Demokrat dalam koalisi Indonesia Maju (KIM) tidak akan menggerus peluang besar Pak Erick Tohir untuk bisa menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo," kata Mulyawan di Jakarta, Kamis (28/9/2023).
Dia menerangkan, Erick figur kompeten sehingga layak untuk diusung sebagai cawapres pendampingi Prabowo. Terlebih, Erick merupakan figur dengan daya elektoral yang sangat tinggi.
Kekuatan daya elektoral tersebut, ungkap dia, tentunya menjadi salah satu pertimbangan kuat Prabowo memilih Erick Thohir sebagai cawapres. Karena dengan begitu dapat mendongkrak tingkat keterpilihan dan memperbesar peluang meraih kemenangan.
Pergerakan positif kenaikkan elektabilitas Erick Thohir tergambar jelas pada temuan survei Litbang Kompas periode 27 Juli-7 Agustus 2023. Erick bersaing ketat di daftar teratas dengan perolehan angka elektabilitas sebesar 8,0 persen.
Kenaikkan elektabilitas Erick sudah tercatat sejak bulan Januari sebesar 3,1 persen menjadi pada Mei 2023 di angka 4,5 persen hingga periode Agustus 2023 berhasil menyentuh angka 8,0 persen. Sehingga semakin membuatnya menjadi figur cawapres idaman Pilpres.
"Sebenarnya wajar apabila lembaga survei menempatkan nama Pak Erick Thohir sebagai cawapres di posisi teratas karena adanya pendukung," ucap Mulyawan. Hal itu ditambah PAN terus konsisten mendukung Erick mendampingi Prabowo.