Selasa 19 Sep 2023 01:50 WIB

Apa Kepentingan Demokrat Gabung Koalisi Prabowo?

Arifki menilai Partai Demokrat harus lebih lentur lagi di koalisi Prabowo.

Rep: Febrian Fachri / Red: Erdy Nasrul
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyambangi kediaman Prabowo Subianto untuk menyampaikan sikap dukungannya kepada Menteri Pertahanan (Menhan) itu, Ahad (17/9/2023).
Foto: Dok. Republika
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyambangi kediaman Prabowo Subianto untuk menyampaikan sikap dukungannya kepada Menteri Pertahanan (Menhan) itu, Ahad (17/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic,  Arifki Chaniago, mengatakan keputusan Partai Demokrat merapatkan barisan ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) mendukung bakal capres Prabowo Subianto, demi menyelamatkan kepentingan elektoral partai tersebut.

Sebelumnya Demokrat adalah pendukung bacapres, Anies Baswedan. Demokrat menarik diri dari pendukung Anies karena Koalisi Perubahan menunjuk Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar sebagai cawapres.

Baca Juga

"Dengan mendukung Prabowo, secara elektoral relatif aman bagi Demokrat karena pemilih Anies dan Prabowo relatif sama.  Selain itu,  Partai Demokrat juga berpengalaman mendukung Prabowo di Pilpres 2019," kata Arifki, Senin (18/9/2023).

Arifki menilai Partai Demokrat harus lebih lentur lagi memainkan narasi perubahan dan perbaikan. Ini tidak hanya resistensi terhadap kampanye Prabowo,  tetapi juga pendukung Jokowi yang berada di Prabowo.  

"Sebagai partai yang selama ini dikenal sebagai oposisi, Partai Demokrat narasinya harus berubah," ujar Arifki.

Arifki menyebut pilihan Demokrat merapat ke Prabowo lebih strategis ketimbang mendukung bacapres PDIP, Ganjar Pranowo. Karena hubungan politik antara PDIP serta hubungan Ketua Majelis Tinggi Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri masih belum membaik sejak 2004 lalu.

Sedangkan dengan Prabowo menurut Arifki, selain pernah mendukung mantan Danjen Kopassus itu di Pilpres 2019, relasi SBY dengan Prabowo juga cukup baik. Karena keduanya sama-sama berlatar belakang militer.

Sebelumnya diberitakan  Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Alfian Mallarangeng menyampaikan, Partai Demokrat telah mengambil sikap terkait koalisi untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Mereka akan mendukung Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) 2024.

Dukungan tersebut juga sudah disampaikan secara langsung oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kepada Prabowo. Adapun deklarasi secara resmi, akan dilakukan saat Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Demokrat di Jakarta pada 21 September 2023.

"Deklarasi resmi untuk keputusan ini, akan disampaikan oleh Ketua Umum Partai Demokrat AHY dalam Rapimnas Partai Demokrat, Hari Kamis, 21 September 2023, yang diikuti ribuan pengurus Partai Demokrat dari seluruh Indonesia," ujar Andi lewat keterangannya di Jakarta, Senin (18/9/2023).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement