Kamis 07 Sep 2023 22:27 WIB

Silaturahmi Yenny Wahid Menjadi Energi Dukungan NU Menguat ke Prabowo

Dukungan Yenny kepada Prabowo bisa saja semakin terlihat beberapa pekan ke depan.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) bersama Istri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid (tengah) dan putrinya Yenny Wahid (kiri) berbincang usai melakukan pertemuan di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (6/9/2023). Pertemuan tersebut merupakan agenda silaturahmi sekaligus membahas situasi politik saat ini. Selain itu, Yenny Wahid menyampaikan pesan kepada bakal Calon Presiden Prabowo Subianto untuk memilih bakal Calon Wakil Presiden dari kalangan anak muda dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) bersama Istri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid (tengah) dan putrinya Yenny Wahid (kiri) berbincang usai melakukan pertemuan di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (6/9/2023). Pertemuan tersebut merupakan agenda silaturahmi sekaligus membahas situasi politik saat ini. Selain itu, Yenny Wahid menyampaikan pesan kepada bakal Calon Presiden Prabowo Subianto untuk memilih bakal Calon Wakil Presiden dari kalangan anak muda dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putri pertama Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid, mengunjungi Prabowo Subianto pada Rabu (7/9/2023). Pertemuan mereka dinilai menjadi pertanda penguatan dukungan akar rumput NU ke calon presiden tersebut.

 

Baca Juga

 

Direktur Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI), Baihaki Siraijt mengungkapkan pertemuan Prabowo dan Yenny itu seakan-akan menunjukkan arah dukungan kelompok Gusdurian. Ia meyakini, Yenny hampir bisa dipastikan akan memberikan dukungannya kepada Capres Koalisi Indonesia Maju itu. 

“Bu Yenny hampir dipastikan mungkin kalau mendukung Pak Prabowo itu mungkin,” kata Baihaki, ketika dihubungi, Kamis (7/9). 

Baihaki menuturkan, dukungan Yenny kepada Prabowo bisa saja semakin terlihat beberapa pekan ke depan. Namun, ia menggaris bawahi jika dalam situasi Yenny mendampingi Prabowo sebagai Cawapres pada Pilpres 2024 itu tidak akan mungkin terjadi. 

“Tetapi kalau untuk Cawapres, Bu Yenny kayaknya nggak mungkin,” tutur Baihaki. 

Kendati demikian, Baihaki menyimpulkan adanya pertemuan pasca hengkangnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), semakin menerangkan bahwa Prabowo digandrungi tokoh NU. Hal itu juga bisa saja dilakukannya dalam memilih cawapres dengan kriteria dekat dengan kalangan NU, untuk memperkuat elektoralnya di Jawa Timur (Jatim). 

“Begitu lepasnya Cak Imin dari koalisi Prabowo, bisa saja Gerindra itu akan mengambil tokoh dari NU,” terang Baihaki. 

“Dengan berbagai pertimbangan, artinya jelas Pak Prabowo akan mengambil tokoh NU yang punya elektabilitas tinggi, saya rasa seperti itu,” ujarnya.

Bukan tindakan reaktif

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Habiburokhman menyatakan, pertemuan ketua umumnya, Prabowo Subianto dengan Yenny Wahid bukan tindakan reaktif atas deklarasi pasangan Capres-Cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. 

"Semalam (Prabowo) ketemu dengan Mba Yenny itu bukan baru atau tindakkan reaktif (atas deklarasi) Cak Imin ke Anies. Hak teman-teman menganggap itu sebuah tindakan reaktif," kata Habiburokhman dalam sebuah acara diskusi di Jakarta Pusat, Kamis (7/9/2023). 

Sebagai gambaran, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) besutan Muhaimin alias Cak Imin baru saja mencabut dukungan terhadap Capres Prabowo Subianto, lalu mengalihkan dukungan kepada Capres Anies Baswedan. Pada Sabtu (2//9/2023), duet Anies-Imin dideklarasikan di Surabaya. 

Tiga hari berselang, tepatnya pada Rabu (6/9/2023) petang, Prabowo menerima kunjungan putri mendiang Presiden Gus Dur, Yenny Wahid di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan. Yenny merupakan mantan politisi PKB. Cak Imin dan Yenny diketahui berkonflik dalam beberapa tahun terakhir ihwal perebutan kepemimpinan PKB, partai yang didirikan Gus Dur. Padahal, keduanya sama-sama tokoh Nahdlatul Ulama (NU). 

Habiburokhman tak membantah anggapan bahwa pertemuan itu merupakan upaya mempertahankan dukungan dari kaum Nahdliyin (sebutan warga NU) terhadap Prabowo. Menurutnya, merupakan hal lumrah ketika kandidat capres berupaya mendapatkan lebih banyak dukungan masyarakat. 

"Ya naluriah, tentu namanya kita mencalonkan diri sebagai presiden, kita mencari konstituen sebanyak-banyaknya. Bukan hanya kaum Nahdliyin, tapi juga kaum muda, perempuan, dan semuanya," ujar Habiburokhman. 

Usai Prabowo dan Yenny menggelar pertemuan tertutup selama satu jam, keduanya menggelar konferensi pers. Yenny mengakui dirinya kemungkinan besar akan mendukung Prabowo dalam Pilpres 2024. Dia belum membuat keputusan akhir karena belum melakukan pertimbangan spiritual. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement